Tuesday, September 26, 2006

Kacamata

Kalau dunia sekitar Anda selalu terlihat buram.
Coba periksa mata Anda, mungkin Anda perlu kacamata baru.

Hampir tiap hari saya mendengar orang mengeluhkan "dunia" mereka yang terlihat buram. Atau mengeluhkan orang lain, atau pihak lain, yang selalu dalam posisi salah. Padahal kalau dipikir2 kesimpulan apakah dunia ini buram atau cerah, apakah orang lain salah atau tidak, ada ditangan kita sendiri.

Saya pernah bertemu dengan seorang eksekutif sebuah perusahaan besar. Pagi2 beliau sudah bersembunyi di balik meja besar nya. Di meja nya setumpuk koran selesai dibaca nya pagi itu. Kalimat2 yang menyembur dari mulutnya adalah, kecaman2 kepada pemerintah, korupsi, kriminalitas, anak buahnya yang tidak sesuai keinginan nya, dan ekonomi dunia dan nasional yang tidak kondusif, dan sebagainya. Sedikit2 Beliau mengatakan "lihat saja di koran pak!". Seolah2 Bapak tadi hidup di "alam koran" yang bertumpuk di meja nya.

Sementara banyak kompetitor perusahaan beliau dengan sigap menangkap peluang2 dibalik krisis. Beliau memilih duduk menyalahkan keadaan. Bagi beliau, semua orang salah. Pemerintah salah, anak buahnya salah, ekonomi nasional salah, ekonomi dunia apalagi. Saya pun buru2 pergi, karena saya tahu, di mata beliau, saya pun salah.

Thursday, September 21, 2006

Memaafkan

Hari2 ini inbox SMS saya penuh dengan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa dan ucapan "MOHON MAAF". Nanti, biasanya menjelang dan sesudah lebaran juga demikian. Inti pesan2 tadi adalah baik, yaitu ajakan untuk saling MEMAAFKAN. Namun, bisakah kita saling memaafkan sebatas ucapan, atau sebatas pesan SMS?

Memaafkan sesungguhnya tidak sekedar ucapan. Namun pekerjaan hati yang tulus ikhlas, dan terwujud dalam pikiran dan tindakan kita. Memaafkan umumnya dikaitkan dengan "kesalahan masa lalu" yang pernah orang lain lakukan kepada kita. Ataupun memaafkan diri kita atas kesalahan yang pernah kita lakukan. Banyak diantara kita yang tidak mudah memaafkan. Bahkan banyak orang yang tidak mau memaafkan hingga mati, atau malah lebih parah lagi "tiada maaf bagimu" nya diwariskan kepada keturunan nya. Inginkah Anda memaafkan? baik kesalahan orang lain dan kesalahan diri kita sendiri? Berikut beberapa tips:

1. Memaafkan adalah suatu pilihan. Keputusan yang Anda sendiri buat, tidak tergantung pra kondisi di luar Anda. Kita boleh memilih, akan terus membawa beban kesalahan masa lalu, atau ingin meringankan diri kita dari beban tadi dengan memaafkan.

2. Coba definisikan kembali makna dari "kesalahan" di masa lalu itu. Jadilah pengamat netral. Gunakan pendekatan untuk tidak menghakimi baik-buruk suatu peristiwa. Baik-buruk, benar-salah, adalah kacamata subyektif manusia yang penuh keterbatasan. Kita tidak pernah tau gambaran utuh suatu puzzle dengan hanya melihat kepingan nya. Grand design peristiwa kita belum lah selesai. Bisa jadi "kesalahan" yang pernah kita perbuat atau diperbuat orang lain kepada kita, membawa hikmah positif dalam hidup kita.

3. Hiduplah di masa kini. Be present. Sebagian besar "persoalan manusia" adalah karena dua hal: mengkhawatirkan masa depan atau menyesali masa lalu. Masa lalu sudah lewat. Itu sudah terjadi. Tidak ada yang dapat kita lakukan untuk mengubah apa yang sudah terjadi di masa lalu. Menyesali, meratapi, menangisi, hanya menyakiti kita, namun tidak mengubah apa2. Ambil pelajaran dari kejadian yang sudah lalu, namun jangan pernah meratapi nya berkepanjangan.

4. Renungkan bahwa setiap orang memiliki sisi baik. Tidak ada orang yang 100% baik atau 100% buruk, termasuk diri kita. Jadi berhentilah memberi stempel baik buruk terhadap orang lain. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Sebagaimana semua orang pasti pernah melakukan kebaikan.

5. Niatkan untuk memperbaiki masa depan. Jika Anda ingin berjalan ke depan lebih ringan, tanpa beban. Buang beban nya dengan memaafkan, dan perbaiki hubungan2 Anda dengan orang2 yang melakukan "kesalahan". Termasuk dengan diri Anda sendiri.

6. Rasakan nikmatnya MAAF. Ingatlah kembali rasa nya ketika Anda pernah dimaafkan. Dan rasakan kembali nikmat yang sama ketika Anda memaafkan. Perasaan memaafkan dan dimaafkan itu nikmat dan melegakan. Anda berhak merasakan nya.

7. Jadikan habit. Milikilah habit untuk memaafkan, dalam kualitas yang mendalam: diucapkan lisan kepada orang yang kita maafkan, dirasakan dalam hati, dan diwujudkan dalam tindakan.

Semoga bermanfaat. (fr)

Uang. Lagi2 Uang.

Banyak diantara kita, setiap hari hanya memikirkan masalah: UANG. Entah itu bagaimana mencari uang, merasa tidak punya uang, punya hutang uang, dan sebagainya. Bahkan banyak diantara kita memikirkan “persoalan” uang sejak bangun tidur hingga tidur lagi, malah mungkin dalam mimpinya pun masih memikirkan uang. Suatu kondisi mental yang dapat digambarkan sebagai men-dewa kan UANG. Kalau saya di depan Anda mengatakan "mau UANG?", sambil mengibas2kan segepok seratus ribuan, pasti Anda deg2 an sambil mata Anda melirik UANG di tangan saya.

Namun pernahkah kita sedikit berpikir apakah sesungguhnya uang itu? Kalau dilihat dari sejarahnya, pada mula nya uang adalah alat bantu untuk memudahkan manusia melakukan pertukaran barang dan jasa. Ingat, awalnya manusia hanya mengenal system barter. Kambing ditukar beras, alat pertanian ditukar tembikar, dst. Ketidakpraktisan ini kemudian dipecahkan dengan menggunakan alat tukar yang dianggap memiliki nilai, yaitu dengan keping logam emas atau perak. 2 keping emas dapat ditukar 1 domba ataupun 1 pikul beras. Inipun kemudian dianggap masih kurang praktis. Lahir lah ide membuat sebuar rumah “penitipan” keping emas atau perak tadi, dan kemudian rumah penitipan (bank house) tadi mengeluarkan surat yang menyatakan bahwa sipembawa surat memiliki emas atau perak sebesar yang tertera dalam surat tadi. Praktis, tidak perlu bawa2 emas dan perak, cukup bayar pakai kertas (bank notes). Dan kalau perlu “cash”, kertas tadi bisa ditukar kembali ke bank.

Sistem ini berjalan cukup lama, dan tidak ada persoalan besar, karena nilai yang tertera dalam kertas sama dengan nilai deposit emas. Bank central pun disebut “Reserve” karena menjadi tempat penyimpanan akhir deposit emas di seluruh negeri. Sampai disini masih OK, karena apa yang tertera dalam bank notes (uang) “dijamin” emas/ perak yang diwakili nya.

Namun apa yg terjadi berikutnya? Kita ambil contoh mata UANG yang paling di-dewa kan di dunia. US Dollar. Sekelompok orang kreatif (atau serakah ya?) di Amerika Serikat mendirikan Federal Reserve. Ada yang aneh dari nama the Fed ini:
- meski pakai nama “Federal”, ini adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki swasta. Untuk menghaluskan, pemerintah AS sering menyebutnya "quasi-federal body".(iyee deeh ... paling bisa nih bikin istilah)
- Meski pakai nama “Reserve” tidak ada deposit emas samasekali di the Fed! Hahaha .. tertipuuu ..
Ya sodara2, the Fed “mencetak” dollar dari awang2 dengan nilai sesuka mereka, tanpa “jaminan” apa2. Tinggal "print" aja diatas kertas yg keren dan tulisi saja berapa nilai nya. Dan tugas pemerintah AS untuk membuat supaya orang percaya pada nilai dollar tadi. Nilai dollar adalah persepsi pengguna-nya, bukan mencerminkan nilai yang diwakili dalam angka yang tertera di dalamnya. Semakin orang men-dewa kan UANG, makin kuat nilai nya.

Ini yang kemudian berlaku juga untuk mata UANG lain di seluruh dunia. Nilai nya un-real, diserahkan pada "kepercayaan pasar", yang hanya tercermin dalam angka2 yang bergerak pada layar monitor para trader. UANG pun akhirnya menjadi sesuatu yang tidak nyata. Di dunia nyata, kalau ada tuan tanah yang punya perkebunan luas, dan ternak yang banyak, menerbitkan "surat hutang" pastilah lebih dipercaya dibanding orang yang tidak punya kekayaan apa2. Di dunia kita yang dibelenggu sistem moneter sekarang, negeri yang kekayaan-alam nya demikan kaya ini, "bank notes"nya dianggap tidak berharga.

Jadi apa dong UANG itu sesungguhnya? Nothing. Bukan apa2. Hanya selembar kertas yg ditulisi angka. Tidak ada jaminan apa2 di dalamnya. Berbeda dengan ide “bank notes” diawal yang dijamin emas. Lantas kenapa kita menganggap UANG memiliki NILAI? UANG sendiri tidak memiliki nilai nyata kecuali harga kertas dan ongkos cetaknya. Sesungguhnya NILAI UANG hanya muncul dalam pikiran2 kita. UANG tidak memiliki nilai apa2 dan tidak bisa apa2 kecuali pikiran kita memberikan nilai kepada UANG tadi. Jika Anda pergi ke suku terasing yang tidak mengenal USD, untuk membeli sebuah parang dengan USD 1000 pun Anda tidak akan bisa.

Lebih jauh lagi, teknologi dewasa ini telah membuat sebagian besar UANG saat ini tidak dalam bentuk fisik kertas atau logam, namun sekedar dalam bentuk “DATA” di computer. Diperkirakan dewasa ini hanya lebih-kurang 4% UANG ada dalam bentuk fisik. Jadi UANG hanya sekedar data di komputer, yang nilai nya ada dalam pikiran kita. Jadi masihkah kita mendewakan sesuatu yang bahkan tidak eksis dan tidak memiliki nilai riil? (fr)

Tuesday, September 19, 2006

Cerita Pak Tani

Dari kecil saya senang mendengar cerita. Baik lisan maupun tertulis. Tidak tau kenapa, buat saya selalu saja ada hikmah dari cerita yang saya dengar. Berikut salah satu cerita yang ingin saya share:

Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan seorang putera nya. Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa. Pada suatu hari, kuda pak tani satu2 nya tersebut menghilang, lari begitu saja dari kandang menuju hutan.

Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya, dengan membawa 100 kuda liar dari hutan. Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa. Orang2 dari kampung berbondong datang dan segera mengerumuni "koleksi" kuda2 yang berharga mahal tersebut dengan kagum. Pedagang2 kuda segera menawar kuda2 tersebut dengan harga tinggi, untuk dijinakkan dan dijual. Pak Tani pun menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk berkebun membantu kuda tua nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha menjinakan kuda baru nya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat, sehingga pemuda itu jatuh dan patah kaki nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kaki nya. Perlu waktu lama hingga tulang nya yang patah akan baik kembali. Keesokan hari nya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu. Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di tempat yang jauh. Seluruh pemuda pun wajib bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus berperang.

Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putra nya bertempur, dan berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Kisah di atas, mengungkapkan suatu sikap yang sering disebut: non-judgement. Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian kejadian yang diskenariokan Sang Maha Sutradara. Apa2 yang kita sebut hari ini sebagai "kesialan", barangkali di masa depan baru ketahuan adalah jalan menuju "keberuntungan". Maka orang2 seperti Pak Tani di atas, berhenti untuk "menghakimi" kejadian dengan label2 "beruntung", "sial", dan sebagainya. Mereka mengalir dalam hidupnya. Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang kita sunguh tidak tahu bagaimana hasil akhirnya nanti. Seorang karyawan yang dipecat perusahaan nya, bisa jadi bukan suatu "kesialan", manakala ternyata status job-less nya telah memecut dan membuka jalan bagi diri nya untuk menjadi enterpreneur besar. Maka berhentilah menghakimi apa yang terjadi hari ini, karena .. sungguh kita tidak tahu. (fr)

FEAR















"Fear is the path to the Dark Side. Fear leads to anger, anger leads to hate; hate leads to suffering. I sense much fear in you." (Yoda)

Kalimat di atas adalah kata-kata Master Yoda ke Anakin Skywalker, seorang cantrik Jedi (Padawan) yg udah ngebet jadi master Jedi. Dalam epik Star Wars, dikisahkan akhirnya Anakin, yang sejatinya adalah Jedi paling berbakat yg pernah ada, benar2 terjebak pada ketakutan2 nya sendiri. Ketidak sanggupan Anakin menguasai rasa takut nya akan kehilangan orang yang dicintainya, yang kemudian menggelincirkan Anakin untuk mendalami dark-side of the force, dan menjelmakan Anakin menjadi sosok paling kejam seantero galaksi: Darth Vader.

Ketakutan atau FEAR sering diplesetkan secara tepat menjadi False Evidence Appearing Real. Berawal dari asumsi2 subyektif, seseorang kadang menafsirkan fakta2 obyektif menjadi ketakutan yang seringkali sesungguhnya tidak atau belum terbukti. Pangkal mulanya adalah rasa keterikatan yang demikian kuat kepada obyek2 duniawi yang sudah pasti fana. Entah itu jabatan, kekayaan, atau orang yang disayang. Keterikatan (attachment) tadi akan memunculkan ketakutan kehilangan, atau bahkan sekedar ketakutan akan perubahan. Akhirnya, pikiran kita (yang sesungguhnya alat bantu kita untuk memahami realitas), justru memunculkan bayangan2 kegelisahan sekalipun tidak ada referensi obyektifnya.

Seorang karyawan yang takut kehilangan posisi nya akan menaruh kecurigaan bahwa rekan2 nya, bahkan boss nya, melakukan office-politics, dan posisi nya selalu terancam. Akhirnya, pikiran nya terganggu dengan ketakutan2, ancaman2 yang datang dari dalam pikiran nya, dan tidak lagi fokus pada kerjaan. Dan manakala sang boss atau rekan menegor untuk mengingatkan, ketakutan2 tadi langsung mendapat justifikasi, dan makin kuat: tuh kan mereka gak suka saya. Saya dulu pernah memiliki teman yang demikian, dan akhirnya dilanda paranoid yg berlebihan, bahwa orang2 sedang membicarakan dia, bahwa dia dibenci, tidak disukai, dsb. Contoh lain adalah kisah tragis seorang ibu di Bandung baru2 ini yang tega membunuh tiga anaknya, karena dihantui ketakutan akan masa depan yang suram.

FEAR juga menjangkiti pergaulan antar negara. Masih ingat perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet? Masing2 kubu ketakutan dengan keunggulan senjata dan "potensi ancaman" pihak lain. Dimulailah permainan konyol yang super mahal dan tidak masuk akal. Jika US kira2 punya 10,000 hulu ledak nuklir, maka AS harus punya 15,000, dst. Walhasil kini mereka masing2 punya lebih dari 30,000 hulu ledak nuklir! Padahal dengan 6 ledakan nuclear saja, diperkirakan bumi akan diselimuti awan ledakan dan memasuki skenario musim dingin nuklir yg akan membekukan seluruh kehidupan di muka bumi.

Manusia memang aneh. Seakan tidak punya alasan hidup jika tidak dilanda FEAR. Manakala sumber FEAR menghilang, kita ciptakan FEAR baru. Ketakutan kehilangan jabatan berhasil dihilangkan, muncul ketakutan kehilangan kekayaan, ketakutan kehilangan teman, anak, istri, suami, dst. Komunisme runtuh pun, pemimpin AS perlu mendefinisikan ketakutan baru: Islamic Terrorism, Islamic Extrimist, dst.

FEAR sesungguhnya dapat diredakan dengan sikap "let go". Kata Master Yoda: "Train yourself to let go of everything you fear to lose." Sikap batin yang pasrah bahwa kehidupan kita diatur dengan sempurna oleh Yang Maha Sempurna. Dengan demikian kita tidak akan merasa super istimewa ketika di titipi kelebihan, dan tidak akan pernah takut manakala titipan tadi diambil kembali oleh pemiliknya. (fr)

Muhammad Sang Pembaharu

Salah satu peran Muhammad yang dewasa ini dilupakan oleh pengikutnya adalah peran Muhammad sebagai sang pembaharu. Semangat pembaharuan yang pernah dibawakan Muhammad yang berhasil merubah wajah jahiliyah bangsa arab menjadi bangsa yg ber adab, sudah tidak ada. Banyak ummat Muhammad sang revolusioner sejati itu, justru berpendapat pembaharuan telah berhenti di abad ke-6 jadi kini tinggal jalani hidup saja sesuai textbook sambil menunggu kiamat. Jadi jangan heran kalau dewasa ini kita potret kehidupan ummat Muhammad, maka wujudnya adalah:

- Kerajaan2 kaya minyak yang mempolitisir ajaran Islam demi melanggengkan kekuasaan, sambil melakukan penekanan terhadap kemerdekaan berpendapat, meniadakan hak2 kaum wanita dan minoritas, semua demi langgengnya kekuasaan “trah” nya,. Berpura2 memihak ummat Islam, sambil di belakang berkongsi dengan saudagar2 dari negeri barat. How come, keluarga Bush ternyata berpartner erat dgn keluarga kerajaan arab dalam bisnis? (baca deh buku "House of Bush, House of Saud: The Secret Relationship…”) Siapakah pemegang saham Citicorp (induk nya Citibank) terbesar? Yahudi kah? Bukan, dia adalah Pangeran Walid bin Talal. Dan apakah Muhammad pernah mencontohkan model kerajaan turun temurun? Padahal mereka mengklaim sebagai “pewaris” ajaran Muhammad yang paling murni dan konsekuen. Kenyataannya mereka membiarkan negara2 tetangga sesama muslim di barat Afrika kelaparan. Mereka membiarkan darah para mujahid tumpah, sambil terus membiakkan rekening dolar di bank2 negeri barat. Belum lagi pelecehan buruh wanita migrant yang sering dilakukan warga disana (and their government do nothing!)
- Negeri2 amat miskin, terutama di bagian utara benua Afrika, yang tiada hari tanpa konflik dan bunuh2 an atas nama agama, padahal inti nya berebut kekuasaan, sementara rakyatnya mati kelaparan.
- Di negeri2 lain yang relative lebih baik, eh malah banyak yg dalam kondisi frustasi. Pengen ngelawan Amerika, tapi cara nya dengan ngebom saudara sendiri.

Saya sempat mengunjungi bekas2 peradaban Islam yang luar biasa, seperti di Istanbul dan di India. Dalam hati saya menangis menyaksikan mesjid2 luar biasa yang kini kotor dan terlantar, dan sekedar jadi obyek turis (waktu itu saya langsung ingat perjuangan orang di kampung saya ngebangun mesjid) Kalau dibanding Blue Mosque atau Hagia Sophia jelas mesjid kita kalah gede dan megah. Tapi di Istanbul mesjid2 tadi kosyong! Di museum Istanbul mereka simpan kuku nabi, rambut nabi, pedang nabi, surat nabi, peninggalan2 sahabat nabi. (tentu bukan untuk bertabarruk. Ini murni turisme !) Padahal, semestinya dengan melihat surat Nabi kepada penguasa2 roma, parsi, misalnya, kita terinspirasi dan tergugah betapa inovatif nya beliau pada masa itu. Banyak yang tidak menyadari bahwa peradaban India seperti yg kita lihat sekarang adalah buah dari dinasti Moghul Islam, yang terkenal diantaranya Akbar the Great yang pernah lama menguasai India. Taj Mahal yang dibangga2 kan itu adalah karya penguasa Islam. Saya juga pernah mengunjungi mesjid di kotaHyderabad(Mecca Mosque). Nama kotanya saja peninggalan Islam (yg artinya kotanya Hyder/Khaidir). Mesjid nya yang sudah kotor dan rapuh itu kapasitasnya 10.000 orang! Kebayang kalo dipindah ke Indonesia. Tapi bagaimana kehidupan ummat muslim disana? Satu kata: Miskin. Banyak yang jadi peminta2 dan hidup di kawasan kumuh dan tinggi kriminalitas. Bagaimana mungkin bangsa yang dulu nya penguasa dataran yang eksotis dan subur ini kini jadi pengemis?

Jawaban yang sering saya dengar adalah salahkan penjajahan Inggris, salahkan orang Hindu dan salahkan konspirasi barat-yahudi. Yang saya jarang dengar justru refleksi diri apakah kita semua, ummat Muhammad sang “seal of all prophets” sudah menjadi pembaharu seperti Muhammad dulu?

Inspirasi Bung Karno

Waktu 17 Agustusan kemaren, saya sedang berada di Singapura untuk suatu meeting. Mungkin karena Singapura juga habis merayakan hari jadi nya, dan banyak bendera disana-sini, suasana “17-an” jadi terasa buat saya. Di media2 lokal juga banyak artikel2 menarik seputar ulang tahun Singapura. Negara yang infrastruktur nya termasuk paling modern di dunia ini ternyata dalam sejarahnya kenyang pendudukan, sebelum lepas dari Malaysia tahun 1965, cukup lama dikuasai Inggris, jauh sebelumnya lagi mereka bahkan ternyata sempat diduduki Majapahit (yang konon memberi nama “Temasek” atau Tumasik dalam bahasa Jawa), dan sebelumnya lagi Sriwijaya (Pangeran Sriwijaya adalah orang yang menamakan bekas kampung nelayan kumuh ini Singapura).

Salah satu artikel menarik yang sempat saya baca sekilas adalah wawancara dengan salah satu sesepuh People’s Action Party (PAP), partai berkuasa disana. Cerita nya masih seputar nasionalisme. Tapi beda dengan cerita2 sesepuh kita yang biasanya seputar perang, beliau (saya lupa nama nya, nama chinesse sih) malah cerita soal pengalaman mendengar pidato Bung Karno sewaktu Konferense Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Waktu itu bahkan belum ada negara Singapura, dan beliau harus puas hadir sebagai “pengamat” saja. Salah satu ucapan si Bung yang terus diingat oleh beliau adalah (dan kini teringat terus di benak saya) :
“Be Guided by hopes and determination, be guided by ideals, and yes .. be guided by dreams!”
Jujur saya merinding membaca nya. Menurut saya kalimat tadi luar biasa. Terbayang bagaimana semangat tadi menular ke seluruh pemimpin negara yang hadir tahun 1955 itu. “Spirit Bandung” ini yang konon menginspirasi banyak negara untuk merdeka dari penjajahan dan menentukan nasib sendiri. Spirit itu juga yang membawa Singapura memilih berdiri sendiri dan menjadi negara yang maju dan menyejahterakan rakyatnya.

Kalau dihitung2 negara2 AsiaAfrika kalau dijumlahkan memiliki jumlah daratan dan lautan terbesar dibanding benua lain (baca: menguasai largest natural resources on earth), dan memiliki human-power lebih dari setengah penduduk bumi. Semesti nya setelah merdeka, bangsa2 Asia Afrika bisa hidup dengan sejahtera sesuai dengan cita-cita kemerdekaan mereka. Fakta nya, justru bangsa2 Asia Afrika masih berkutat dengan kemiskinan dan konflik.
Kenapa? Jawaban mudahnya sih dengan menyalahkan “pihak lain” dan menempatkan diri sebagai korban. Tapi kalau begini kan gak ada beda nya dengan menjadi orang terjajah? Menyalahkan penjajah, dan meratapi nasib. Anugerah natural resources yang demikian melimpah dari Tuhan, akhirnya tidak dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan kita sendiri. Malah menyejahterakan orang2 dari negara yang tidak memiliki natural resources. Kira2 kenapa? Mari kita tilik dari kacamata perubahan.

Pada saat negara2 AA merdeka, dunia sedang berubah dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Kalau di jaman masyarakat agraris, hukumnya kurang-lebih adalah: siapa yang menguasai sumber daya alam maka dia yang menang. Maka ber-ramai2 lah negara saling berebut wilayah yang punya sumber-daya alam. Di era masyarakat industrial lain lagi, ternyata meskipun tidak punya sumber daya alam, asal kita punya teknologi dan orang, kita menang. Maka orientasi penguasaan beralih ke man, machine/materials, money (capital). Siapa punya capital juara nya. Tapi ini pun ternyata lambat laun berubah, ternyata ada yang lebih powerful dari capital, yaitu informasi dan knowledge. Muncul profesi2 baru berbasis informasi. Di jaman ini biro perjalanan yang tahu informasi tempat wisata dan bagaimana arrangement perjalanan bisa dibayar mahal. Stock-trader, forex trader, atau investment manager tidak pernah memiliki capital tapi dibayar mahal atas knowledge dan informasi yg dimiliki-nya. Iseng2 bikin software komputer dari garasi bisa jadi orang paling tajir sedunia. Inilah jaman informasi atau ada yg menyebut era knowledge-worker. Bahkan negara2 yang berbasis jasa dan perdagangan kini menjadi negara2 yang sangat sejahtera. Jadi mengandalkan kekayaan alam, “hari gini” sudah gak relevan lagi. Maka jangan heran di negara yang konon kaya raya akan sumber-daya alam, kaya minyak, gas alam, tanah nya subur, laut nya kaya, pada akhirnya mayoritas rakyatnya masih hidup dalam kemiskinan.

Ini mungkin makna dari kata2 Bung Karno dulu, yang pernah berucap akan membiarkan kekayaan alam kita ada di perut bumi, sampai insinyur2 kita bisa mengolah nya sendiri. Mungkin si Bung ingin kita punya knowledge yang cukup untuk mendayagunakan nya, sehingga kompetitif dibanding pihak lain. Beliau rupa nya sadar, power kita semestinya bukan di natural-resources nya tapi di knowledge orang2 kita sendiri.

Entah jaman apa lagi kedepan setelah jaman informasi ini. Dan entah kapan cita2 sesepuh2 pendiri negara2 Asia Afrika akan tercapai. Yang jelas kita harus selalu siap dengan perubahan, bahkan harus dapat memanfaatkan perubahan2 itu untuk sesuatu yang positif. Di era informasi ini begitu banyak cara2 baru yang muncul yang siap kita manfaatkan. Konon untuk berbisnis kita cuma perlu produk, pasar dan saluran. Saat ini lewat revolusi internet, market kita terbuka global. Sarana komunikasi demikian mudah. Jadi, sesungguhnya begitu banyak peluang bagi Indonesia dan negara2 Asia Afrika untuk bangkit dan sekali lagi “merebut” kemerdekaan dari bangsa2 yang punya knowledge dan informasi lebih dari kita.

Selamat ulang tahun Indonesia. Bagaimanapun wajahmu sekarang, aku tetap cinta kamu.

Monday, September 18, 2006

Akupuntur














Akupuntur. Salah satu seni pengobatan yg asal nya dari China kuno, yg usianya sudah sekitar 3000 tahun lampau. Baru2 ini mulai rajin ikutan di terapi akupuntur. Awalnya nemenin istri yang terapi buat sakit maag-nya. Tapi rupanya keterusan.

Tempat terapi nya di Cimahi, Bandung di kliniknya Pak Agus dan Pak Endang. Tempatnya rada remote area, masuk dari jalan raya Bandung - Padalarang sekitar 2km, meski lumayan jauh dr Bandung tapi cukup rame, kalo diliat2 yg dateng gak hanya ama plat nomor D, malah banyak yg plat nomor B. Tempatnya lumayan, parkirnya luas, dan dipan tempat terapi nya cukup banyak. Dibatasi sekat2 tirai kain untuk privacy. Kalo datengnya rame2 sama keluarga bisa berderet bareng2, sekat tirai dibuka biar bisa liat2 an.

Teori
Akupuntur sebenernya jelas2 bukan pengobatan medis (modern). Jadi acuan nya bukan teori medis. Yg gw pernah denger2 sih mirip2 filosofi "5 unsur" yg gw pelajari di Jedi Academy. Yg memandang tubuh manusia terdiri dari 5 unsur: Air, Kayu, Api, Tanah, Logam. Lima elemen tadi kehadiran nya balance dalam suatu siklus kehidupan yg berkesinambungan. Air menciptakan Kayu, Kayu menciptakan Api, Api menciptakan Tanah, Tanah menciptakan Logam, dan Logam menciptakan Air. Ketidakseimbangan unsur2 tadi akan mengganggu aliran "the force" atau di China dikenal sebagai "chi" di tubuh kita. Ingat kata master Yoda, seluruh elemen tersebut pada hakekatnya adalah the force yang berubah2 bentuk. Nah, fungsi stimulasi dengan jarum disini konon ampuh dalam menyeimbangkan kembali imbalance tadi. Caranya dengan menusukkan jarum pada titik2 di jalur2 Akupuntur. Organ tubuh yg jadi "concern" utama Akupunturis umumnya juga yg terkait dengan 5 unsur tadi, misalnya: jantung (api), lambung (tanah), usus (logam), ginjal (air) dan liver (kayu).

Prakteknya
Awalnya waktu pertama terapi, Pak Agus ngeraba nadi buat ngedeteksi ketidakseimbangan aliran "the force" di tubuh gw. Sempet deg2 an juga ngeliat pak Agus ngeraba nadi gw dengan mimik serius dan kening berkerut. Seakan tahu bahwa diriku adalah Jedi yg terlatih menggunakan "the force", Pak Agus langsung menuduh bahwa internal tubuh gw "burning", walhasil nampak dr kulit yg miskin nutrisi. Kulit jadi kering dan keriput kaya master Yoda. Ya iyalah Pak Agus, kan itu efek tenaga "the force" yg dahsyat. Dari burning tadi juga mengganggu fungsi liver dan ginjal. Ok deh Pak Agus, go ahead, yang jelas aku ingin pilek pagi ilang dan perut rada slim-an dikit. Maklum dampak latihan Jedi bertahun2 membuat gw kalo pagi ingusan dan perut rada ndut. Pak Agus dan Pak Endang orangnya masih muda2 dan asik diajak ngobrol. Pak Agus sendiri sudah 25 tahun nusuk, dan menuntut ilmu sampai ke China segala. Sebagai senior dia yg melakukan penusukan. Setelah 1/2 jam - 1 jam, nanti Pak Endang yg mencabut jarumnya. Jarum yg dipakai adalah jarum disposable steril yg diimpor dr China. Sebulan mereka bisa habis 3000 - 4000 jarum. Pertama ditusuk titik2 nya di perut atas dan bawah pusar, tangan dan kaki. Baru besok nya nambah titik baru di dekat hidung. Gak sakit sih pas ditusuk, tapi kalo lagi diputer jarumnya, muncul sensasi kaya di stroom. Kaget aja. Terus titik2 tertentu terasa pegel atau kesemutan. Apalagi kalo di tangan/kaki, trus kita coba gerak2an pas ada jarumnya. Lama2 sih tusukan merambah ke kening, kepala, pinggang. Pak Agus gak terlalu nyaranin konsumsi suplemen atau obat. Sekalipun ramuan atau obat China, beliau gak menganjurkan, karena membebani kerja lambung dan liver.

Hasilnya.
Believe it or not, pada 2 sesi awal, sumbatan energi the force di hidung rupanya langsung cair dan berhasil di re-route ke seluruh tubuh. Bahkan sejak sesi2 pertama. Walhasil, kalo pagi udah gak pilek lagi. Bagaimana dengan nasib perut pasca Akupuntur? Hmm .. ini udah lebih sebulan ikutan Akupuntur, hasilnya: Berat nambah! Hehehe ... Gimana gak, setelah ditusuk makan jadi banyak, tidur jadi nyenyak. Emang efek samping awal2 minggu yg gw rasain sih: rada lemes, dan laper mulu. Meskipun otak rasanya tambah encer. Sempet nanya ke Pak Agus, kata beliau gak berani ngurangi nafsu makan gw, karena butuh nutrisi buat area tubuh lain yg kurang nutrisi. Gimana dong Pak perut kita nih? Yah, rajin olah raga deh Pak, sama dibatasi makan-nya (itu dia paak ...), soalnya beliau sih lebih concern ngebenerin dulu organ yg mulai menurun. Gak cuma gw + istri, anak2 + mertua jg suka ikutan di Akupuntur. Sasha pernah batuk + radang tenggorok + demam. Dua kali ke Pak Agus alhamdulillah demam turun tanpa minum antibiotik, trus sesi ketiga batuk reda. Ivan, suka ikut seminggu sekali buat jaga kesehatan doang, hasilnya tuh anak jadi lebih banyak gerak. O ya Pak Agus ini gw akuin pinter ngadepin pasien anak2. Bahkan bayi. Khusus anak2 juga jarumnya lain, lebih kecil. Kata Anak2 gw sih gak sakit. Tapi gw liat anak2 lain banyak yg nangis. Tapi maklum lah "the Force" is strong in our family. Anak2 gw hampir selalu tidur nyenyak pas di akupuntur. Kalau gak lagi ke Jakarta pasti gw kesana, sambil merenung, kira2 gimana cara bikin "lightneedle" buat para Jedi Knight yg pengen tusuk jarum.

May the Force be with you deh Pak ...

Sunday, September 17, 2006

Berdoa (dan berusaha) untuk kaya?

Teman saya mengajukan suatu pertanyaan: Apakah dalam Al Quran ada contoh doa untuk minta kaya? Tentu ini “debatable”, ada yang tegas mengatakan secara textual tidak ada, namun ada yang mengatakan secara contextual jelas ada, misalnya apakah doa Sulaiman minta kerajaan seperti berikut termasuk memohon kekayaan atau tidak? :"Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi." (QS Shaad: 35). Bayangkan, Nabi Sulaiman, minta kerajaan yang “tidak dimiliki oleh siapa pun sesudahku”. Silahkan dipahami dengan ilmu masing2. Kita juga tidak dapat mengingkari bahwa, berbagai contoh doa yang ada dalam Al Quran (yang truly various) mengindikasikan bahwa kita dapat berdoa untuk keperluan apapun. Termasuk yang ingin kaya.

Tapi lepas dari doa, tentu juga kita harus melakukan sesuatu untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dan Al Quran penuh inspirasi untuk sukses. Berikut beberapa points yang ingin saya share:

1. Berserah diri.Pengalaman saya sebagai “wiraswastawan”, mengajarkan bahwa untuk soal rejeki dan kekayaan mau tidak mau kita hanya bisa berserah kepada Allah. Sewaktu saya masih karyawan, tinggal nunggu setiap tanggal 25 rejeki pasti datang. Jumlah nya pasti lagi. Tapi ketika menjadi wiraswastawan, sungguh, saya tidak tahu berapa rejeki yang akan saya terima, dan kapan. Hanya Allah yang tahu. Disinilah muncul derajat kepasrahan tertentu. Aku sekedar berusaha, biar Allah yang putuskan hasilnya. Karena no matter how hard I try, kalo belum rejeki nya malah gak dapet2. Sebaliknya kadang2 yang dicuekin malah datang sendiri. Ini betul2 cerminan dari ayat berikut:“Dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan”, (QS. An Najm 53:48)

2. Bersyukur.Selain, berserah, pengalaman kedua adalah menyangkut bersyukur. Tidak tahu kenapa, dengan selalu mensyukuri berapapun rejeki yang kita peroleh, alhamdulillah selalu dimudahkan dalam mendapatkan sumber2 rejeki berikutnya."Dan ketika Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu ...." (QS. Ibrahim: 7)

3. Tabah dalam menghadapi masalah.Namanya usaha, masalah selalu ada. Ditolak prospek. Musti bayar tagihan. Tagihan kita ke customer gak dibayar2. Dan sebagainya. Tapi percaya deh, itu semua proses yang harus dilalui, dan Allah akan memberikan jalan keluar. "Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya". (QS. Ath-Thalaq : 2-3)

4. Jangan “ingin kaya” tapi bersikaplah kaya.Hehehe … mungkin sedikit membingungkan. “Ingin kaya” itu menjebak. Biasanya akhirnya malah bersikap takut kehilangan, pelit, negative dan sebagainya. Padahal itu bukan “sikap” yang kaya. Orang “kaya” sejati tidak takut kehilangan harta nya. Toh nanti bisa cari lagi. Dan pasti ikhlas memberi, karena percaya Allah masih akan kasih lagi."Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya. Dialah sebaik-baiknya Pemberi rizki". (QS. Saba : 39)

5. Tidak mengulang kesalahan.Selalu memperbaiki diri. Kalau pernah melakukan kesalahan, mohon ampun dan jangan diulang. InsyaAllah dengan begini customer dan partner selalu sayang sama kita. Walhasil kita diibanyakkan rejeki."Maka aku katakan kepada mereka, mohon ampunlah kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) sungai-sungai". (QS Nuh : 10-12)

Wallahualam.