Tuesday, February 27, 2007

Bagaimana Memecahkan Mental Block

Law of attraction bekerja tidak hanya untuk hal-hal financial. Kadang-kadang ide atau pengetahuan datang kepada kita pada saat kita memerlukan. Ini contoh aktualnya:
Pada waktu diskusi film the Secret hari Minggu 25 Feb 2007 lalu, ada pertanyaan dari salah satu peserta yaitu Pak Didin Razani tentang bagaimana tips untuk menghancurkan “blocking mental” yang mungkin masih ada pada diri kita. Pada waktu itu beberapa peserta diantaranya Pak Zaki, Pak Roni selaku moderator, dan saya sendiri mencoba merangkai jawaban atas pertanyaan tadi. Namun saya terus terang belum cukup puas dengan jawaban-jawaban yang sempat muncul. Hingga dalam perjalanan pulang saya masih sempat berfikir, apa ya kira-kira jawaban yang tepat atas pertanyaan pak Didin tadi?

Senin sore saya mendapat SMS undangan untuk mengikuti Seminar Sehari tentang Entrepreneurship yang dipandu oleh owner franchise Leha-Leha dan C’lup-C’lup Pak Budi Utoyo yang dilaksanakan hari Selasa 27 Feb 2007. Entah kenapa saya merasa harus datang. Dan pagi hari nya saya pun segera berangkat ke Jakarta untuk mengikuti seminar Pak Budi. Seminarnya cukup asyik dan seru. Tapi yang paling membuat saya terkesan dan setengah tidak percaya, salah satu topik yang dibahas Pak Budi adalah: Bagaimana Memecahkan Blocking Mental! Nah ini kan pertanyaan Pak Didin yang masih menggantung di otak saya dari kemarin.

Mungkin jawaban nya sebenarnya kita semua sudah tahu, tapi Pak Budi merangkai secara sederhana dan mudah diikuti. Berikut rangkuman jawabannya, saya tuturkan kembali dalam bahasa saya, (contoh2 ilustrasi juga dari saya supaya mudah dimengerti):

Tips untuk menghancurkan Mental Block:

1. Otak kita apa kata mulut kita. Blocking mental yang masih sering muncul di otak kita, sebenarnya dapat kita kalahkan jika kita sering mengucapkan kata-kata yang positif. Karena otak kita apa kata mulut kita. Misalnya blocking mental: “ah aku mudah sakit”, “ah aku tidak bisa”, dsb. dapat kita kalahkan dengan sering mengucapakan kalimat sebaliknya seperti: “aku sehat!”, “aku bisa!” dst. Begitu mulut kita mengucapkan kata “tidak bisa” otak kita langsung berhenti memproses tindakan yang perlu dilakukan selanjutnya. Namun bila kita mengucapkan “aku bisa” maka kreatifitas otak akan mulai bekerja. Kita juga sering secara tidak sadar mengucapkan kata-kata negative yang pada akhirnya merugikan seperti “aku capek”, “aku kesal”, dsb. padahal ucapan-ucapan tadi akan memprogram otak kita.

2. Incantation. Ini lebih advanced dari afirmasi. Dapat menggunakan: I-V-V-M (Idealisasi – Visualisasi – Verbalisasi – Materialisasi)(1) Lakukan Idealisasi, yaitu menentukan kondisi ideal yang hendak kita capai. Katakan menjadi pengusaha yang memiliki kios pakaian anak dengan omzet 50 juta sebulan. (2) Kemudian visualisasikan kondisi ideal tadi secara jelas, imajinasikan seperti apa kios nya, dimana tempatnya, apa saja itemnya, bagaimana pembeli nya, dst. (3) Verbalisasi. Ucapkan, atau tuliskan dan share kepada kenalan, relasi atau siapapun kontak kita, tentang idealisasi kita tadi. (4) Materialisasi. Pada waktu nya tiba kita harus siap melakukan tindakan2 untuk mewujudkan idealisasi tadi. Misalnya tiba2 ada yang menawarkan kios, ya take action mengambil kios.

3. Self-Hypnosis. Ini bukan stage hypnosis ala Mas Romi Rafael. Tapi langkah2 sederhana untuk mempengaruhi subconscious mind kita. Caranya: (1) Tuliskan atau sediakan gambaran apa yang ingin kita capai, misalnya: memiliki kios baju anak tadi, target omzet, dsb.. (2) Setiap hari sebelum tidur siapkan catatan dan pandangi (kontemplasikan) gambaran tadi. (3) Dengarkan negative self talk yang muncul. (4) Catat semua negative self talk yang muncul, misalnya: - tidak punya modal, - tidak punya lokasi, - tidak bisa dagang, dst. (5) Buat counter statement dalam catatan negative self talk tadi. Misalnya: - tidak punya modal (bisa pinjam mertua), - tidak punya lokasi (pake garasi saja), - tidak bisa dagang (rekrut orang yg bisa dagang), dst. Sampai habis. Ulang kembali proses ini setiap hari hingga blocking terkikis habis.Untuk tiap orang perlu waktu yang berbeda-beda untuk mengikis Mental Block tadi.

Selamat mencoba.

Monday, February 26, 2007

Handphone dan Email: Kebiasaan Para Pemenang

Ini catatan saya tentang penggunaan HP dan Email. Dewasa ini dalam berbisnis kita telah banyak sekali dibantu dengandua sarana komunikasi modern tadi. Namun sepanjang karir saya sebagai profesional maupun pebisnis, saya mengamati tidak semua orang telah menggunakan alat2 bantu komunikasi tersebut dengan baik. Bahkan terkadang bisnis atau karirnya malah terganggu karena ybs secara tidak sadar telah menggunakan sarana komunikasi yang dimilikinya secara tidak benar. Di sisi yang lain saya juga mengamati bahwa “Para Pemenang“ , yaitu sosok yang sangat berhasil dalam bisnis dan karirnya, umumnya memiliki beberapa kebiasaan yang mungkin patut kita contoh. Berikut beberapa diantaranya:

1. Para Pemenang jarang berganti-ganti nomor HP.
Logikanya wajar, karena jarang berganti nomor HP, Para Pemenang mudah dihubungi ketika ada pihak yang membutuhkan produk atau jasanya. Orang yang kurang berhasil dalam usaha dan karirnya (untuk tidak menyebut mereka sebagai “orang yang kalah“) saya amati memiliki kebiasaan yang sebaliknya, yaitu sering berganti nomor HP, dan parahnya lagi sering tidak memberitahu kolega/klien. Hebatnya, jika saya tanya kenapa sering berganti nomor HP, mereka selalu saja punya alasan, entah HP hilang, SIM card rusak, dsb. Anehnya, selalu hanya mereka yg punya masalah2 tadi.

2. Para Pemenang selalu menerima panggilan jika HP nya dihubungi.
Ya, Para Pemenang kapanpun coba saya hubungi selalu menerima panggilan dengan “greeting“ yang segar dan bersemangat seperti suasana di pagi hari. Tidak peduli jam berapapun dihubungi. Mengucapkan “Halo Selamat Pagi!“ ataupun “Halo Selamat Malam!“ buat mereka sama bergairahnya. Kecuali tentu ketika mereka sedang meeting. Itupun biasanya langsung callback selesai meeting. Sebaliknya, mereka yg kurang berhasil lebih sering tidak mengangkat panggilan masuk, atau lebih parah lagi mematikan HP nya. Ada teman saya yang kurang berhasil, jujur mengakui bahwa jika nomornya tidak dikenal dia takut itu adalah debt collector. Wah, lantas bagaimana dia bisa membedakan antara debt collector dengan prospek yang akan memberikan order?

3. Para Pemenang menggunakan SMS dengan bijak.
Para Pemenang yang saya kenal umumnya sopan dalam ber-sms. Menggunakan pilihan kata yang sopan, seringkali diakhiri dengan terimakasih atau thanks. Dan tidak pernah menggunakan huruf besar secara sembarangan. Dalam nettiquete penggunaan huruf besar biasanya digunakan jika kita hendak “berteriak“ (flamming). Kebiasaan ini diteruskan di era SMS. Para Pemenang juga tidak menggunakan SMS untuk hal-hal yang urgent dan critical. Karena tidak setiap saat kita bisa reply SMS segera. Kalau memang urgent Para Pemenang biasanya langsung telpon saja. Tentu saja, Para Pemenang begini tidak termasuk umat “mis-kin- call“.

4. Para Pemenang menggunakan alamat email dengan namanya sendiri.
Silahkan diamati, umumnya Para Pemenang menggunakan alamat email sesuai namanya sendiri, tidak aneh-aneh. Mereka cukup percaya diri untuk mencantumkan nama-nya. Mungkin disingkat supaya tidak kepanjangan, tapi selalu nama mereka sendiri yang dicantumkan. Sementara mereka yang kurang berhasil kadang alamat emailnya aneh-aneh. Misalnya menggunakan nama julukan yang susah diingat (gendutz, peyanx, hacker, dst ...) Atau menggunakan nama selebritis (yang paling sering: beckham, baldwin, dsb ...) Padahal dalam bisnis kita perlu tahu dengan siapa kita berinteraksi. Lagipula sudah tahu toh tidak mirip dengan Beckham, kenapa tidak menggunakan nama pemberian orang tua kita sendiri saja? Saya yakin Bill Gates atau Larry Pages juga tidak repot2 bikin alamat email coolprogrammer@.... misalnya. Saya pernah menerima email dari rekan yang alamat emailnya “gondoruwo@ ...”, bisa Anda bayangkan betapa seramnya untuk me-reply email beliau.

5. Para Pemenang sopan dalam ber-email.
Umumnya email yang saya terima dari Para Pemenang menggunakan salam pembuka dan salam penutup. Pilihan katanya sopan, dan tidak sembarangan menggunakan huruf besar. Dan dibawah salam, dengan percaya diri mencantumkan nama lengkap dan kontak yang bisa dihubungi. Mereka yang kurang berhasil, sering emailnya tanpa salam, kadang menggunakan kata yang tidak sopan, dan sembarangan memakai huruf besar (jadi yang nerima serasa diteriakin), dan tidak pe-de mencantumkan nama nya sendiri di bawah. Saya pernah terkaget-kaget menerima email yang diketik dengan capslock semua, sudah begitu menggunakan bahasa “gaul” lagi. Waduh, sampai pusing baca nya. Padahal ternyata isi nya tidak ada yang penting.

6. Para Pemenang selalu merespon email.
Para Pemenang yang saya kenal selalu merespon setiap email yang masuk. Mereka ini adalah para CEO atau pemilik perusahaan software kelas dunia. Namun meskipun ratusan email yang masuk setiap hari nya, mereka selalu menunjukkan bahwa mereka “care” dengan email yang mereka terima. Sekalipun kadang respon nya hanya berupa forward ke staff nya dengan pesan singkat “Pls follow up”, atau reply hanya: “Got it. Will revert to you later”. Tapi setidaknya mereka menunjukkan atensi. Sebaliknya, mereka yang kurang berhasil sering justru tidak mereply email yang mereka terima. Meskipun mereka pasti lebih banyak waktu.

7. Para Pemenang bijak menggunakan email.
Sewaktu saya masih karyawan, setiap hari Jumat, mailbox saya penuh dengan teman-teman yang mengirimkan joke, intermezzo, bahkan gambar2 hot. Kadang attachement nya demikian besar sehingga mengganggu bandwidth. Belum kalau saling reply. Wah mailbox penuh oleh hal2 tidak penting. Para Pemenang yang saya kenal tidak pernah melakukan hal-hal seperti itu. Mereka menggunakan email sesuai tujuan nya, yaitu untuk melakukan komunikasi.

Apakah Anda juga seorang Pemenang? Anda bisa tambahkan lagi list diatas?

Sunday, February 18, 2007

Muhammad SAW & Napoleon Hill

Semua pecandu sukses hampir dipastikan pernah baca buku klasik karya Napoleon Hill: Think & Grow Rich yang ditulis tahun 1937. Melalui buku ini Napoleon Hill kemudian diakui sebagai salah satu pelopor dari ilmu sukses di Amerika Serikat. Saya pertama kali mengenal buku ini versi terjemahannya dulu jaman saya kuliah. Namun waktu itu saya tidak membacanya secara sungguh-sungguh. Kemudian belakangan saya juga mendownload versi asli nya dalam bentuk ebook dan baru mulai membaca secara lebih serius. Ternyata buku ini memang luar biasa. Di dalam nya termuat garis besar kaidah-kaidah untuk sukses. Mulai dari DESIRE sebagai kunci awal, kekuatan FAITH, pentingnya AUTO-SUGGESTION, kegunaan IMAGINATION, melakukan ORGANIZED PLANNING dan take DECISION, pentingnya PERSISTENCE, hingga soal kelompok MASTER MIND (ini yang belakangan sering disebut2 oleh rekan2 pebisnis di TDA) sampai bagaimana mengalahkan FEAR, semua ada di buku ini.

Pertama kali membaca, sebagai muslim saya cukup kaget karena sebagai contoh ilustrasi soal PERSISTENCE, Hill memuat riwayat Nabi Besar Muhammad SAW. Suatu contoh yang menurut saya sangat tepat. Meskipun cara penuturan nya sangat "sekuler" dan sedikit bombastis.

Kemarin sewaktu ke toko buku, saya tertarik dengan versi baru terjemahan buku klasik ini. Apalagi dibumbui embel2 "Edisi Revisi & Update Untuk Abad 21". Saya pun langsung membeli. Ternyata memang betul buku nya sudah di update oleh Arthur R. Pell. Alasan nya masuk akal, karena pembaca modern akan lebih mudah memahami jika ilustrasi yang diberikan adalah dari contoh2 kisah sukses modern. Maka Arthur Pell pun menyelipkan kisah-kisah ikon sukses modern seperti Bill Gates, Ray Kroc, Steven Spielberg, Arnold Swazheneger, Howard Schultz, dsb. Penambahan tersebut membuat buku ini terasa semakin relevan bagi pembaca modern.

Yang saya sayangkan adalah, Arthur Pell menghilangkan kisah Nabi Besar Muhammad SAW dari Bab 9 tentang Ketekunan (PERSISTENCE). Sebagai ganti nya ada kisah sukses Howard Schultz pemilik Starbuck. OK. Kisah Howard Schultz cukup inspiratif, tapi kisah Muhammad sang entrepreneur, sang filosof, sang politisi, sang jendral dan sang pembaharu sejati yang telah memperlihatkan persistensi dan dedikasi luar biasa menurut saya amat sangat layak disimak. Kalau kita terbiasa mengutip kisah luar biasa dari Mother Theressa atau Mahatma Gandhi, menurut saya kita juga jangan sungkan mengutip kisah kegigihan Muhammad.
Kalau Anda baca kisah Muhammad versi Karen Armstrong misalnya, dapat kita rasakan betapa beliau telah menjadi teladan kegigihan yang luar biasa.

Sungguh sayang Arhur Pell menghilangkan narasi tentang Muhammad, padahal dalam versi asli nya Hill sendiri mengatakan:
"Consider, for example, the strange and fascinating story of Mohammed; analyze his life, compare him with men of achievement in this modern age of industry and finance, and observe how they have one outstanding trait in common, PERSISTENCE!"
Lebih jauh, kisah Muhammad digambarkan oleh Hill sebagai: "story of one of the most astounding examples of the power of PERSISTENCE known to civilization."

Saya bayangkan, betapa sayangnya generasi sesudah saya nanti jika membaca buku Napoleon Hill tidak menemukan kisah yang demikian inspiratif. Tapi its OK lah, sebagai ganti nya di bawah saya kutipkan versi asli penutup Bab 9 buku Think & Grow Rich, semoga meskipun cerita ini dihilangkan dari buku nya, namun akan tetap menjadi inspirasi di hati kita.

THE LAST GREAT PROPHET
Reviewed by Thomas Sugrue


"Mohammed was a prophet, but he never performed a miracle. He was not a mystic; he had no formal schooling; he did not begin his mission until he was forty. When he announced that he was the Messenger of God, bringing word of the true religion, he was ridiculed and labeled a lunatic. Children tripped him and women threw filth upon him. He was banished from his native city, Mecca, and his followers were stripped of their worldly goods and sent into the desert after him. When he had been preaching ten years he had nothing to show for it but banishment, poverty and ridicule. Yet before another ten years had passed, he was dictator of all Arabia, ruler of Mecca, and the head of a New World religion which was to sweep to the Danube and the Pyrenees before exhausting the impetus he gave it. That impetus was three-fold: the power of words, the efficacy of prayer and man's kinship with God.
"His career never made sense. Mohammed was born to impoverished members of a leading family of Mecca.
Because Mecca, the crossroads of the world, home of the magic stone called the Caaba, great city of trade and the center of trade routes, was unsanitary, its children were sent to be raised in the desert by Bedouins. Mohammed was thus nurtured, drawing strength and health from the milk of nomad, vicarious mothers.
He tended sheep and soon hired out to a rich widow as leader of her caravans. He traveled to all parts of the Eastern World, talked with many men of diverse beliefs and observed the decline of Christianity into warring sects. When he was twenty-eight, Khadija, the widow, looked upon him with favor, and married him.
Her father would have objected to such a marriage, so she got him drunk and held him up while he gave the paternal blessing. For the next twelve years Mohammed lived as a rich and respected and very shrewd trader.
Then he took to wandering in the desert, and one day he returned with the first verse of the Koran and told Khadija that the archangel Gabriel had appeared to him and said that he was to be the Messenger of God.
"The Koran, the revealed word of God, was the closest thing to a miracle in Mohammed's life. He had not been a poet; he had no gift of words. Yet the verses of the Koran, as he received them and recited them to the faithful, were better than any verses which the professional poets of the tribes could produce. This, to the Arabs, was a miracle. To them the gift of words was the greatest gift, the poet was all-powerful. In addition the Koran said that all men were equal before God, that the world should be a democratic state— Islam. It was this political heresy, plus Mohammed's desire to destroy all the 360 idols in the courtyard of the Caaba, which brought about his banishment. The idols brought the desert tribes to Mecca, and that meant trade. So the business men of Mecca, the capitalists, of which he had been one, set upon Mohammed. Then he retreated to the desert and demanded sovereignty over the world.
"The rise of Islam began. Out of the desert came a flame which would not be extinguished— a democratic army fighting as a unit and prepared to die without wincing. Mohammed had invited the Jews and Christians to join him; for he was not building a new religion.
He was calling all who believed in one God to join in a single faith. If the Jews and Christians had accepted his invitation Islam would have conquered the world. They didn't. They would not even accept Mohammed's innovation of humane warfare. When the armies of the prophet entered Jerusalem not a single person was killed because of his faith. When the crusaders entered the city, centuries later, not a Moslem man, woman, or child was spared. But the Christians did accept one Moslem idea— the place of learning, the university."

Monday, February 05, 2007

The Secret

Kemarin malam, saya dan istri berdua nonton bareng DVD the Secret. Setelah menunggu anak-anak tertidur lelap akhirnya kesampaian juga nonton “film dewasa” ini berdua. Lho iya, ini film dewasa, karena insyaAllah akan mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung-jawab. Film yang berdurasi sekitar 90 menit ini diproduseri oleh Rhonda Byrne dan disutradarai oleh Drew Heriot. Tidak ada jalan cerita yang perlu diikuti secara bertele-tele, karena the Secret dibuat dengan format “kuliah” dari para master dalam bidang filsafat, spiritualitas, motivasi, pengusaha, ahli keuangan, ahli fisika kuantum, dsb. Diselingi dramatisasi singkat atas topik yang diulas. The Secret di Amerika Serikat cukup ramai dibicarakan. Selain mendapat ulasan yang luas di media, the Secret juga antara lain pernah tampil pada acara Larry King November lalu, dan awal Februari 2007 ini akan tampil pada acara Oprah.

Film ini diawali dengan adegan seorang wanita yang sedang mengalami masalah hidup, kalau tidak salah diperankan Rhonda Byrne sendiri. Kemudian dia menemukan sebuah buku yang mengungkapkan rahasia terbesar sepanjang jaman. Yang merupakan jawaban atas segala persoalan yang sedang dia alami. Kemudian, karena penasaran, dimulailah pencarian akan the Secret itu sendiri, yang ternyata di masa lalu dikuasi oleh orang-orang yang telah memberikan sumbangan besar kepada dunia, seperti Newton, Emerson, Beethoven, Edison, Einstein, dsb. Byrne kemudian menemukan beberapa Secret Teacher masa kini, yang akan membeberkan rahasia tersebut.

Kemudian tampil-lah Bob Proctor memberikan pengantar tentang the Secret. Kemudian satu per satu Secret Teacher yang lain tampil memberikan penjelasan dari berbagai sudut pandang. Diantaranya John Assaraf, Rev. Michael Beckwith, John Demartini, Jack Canfield, James Arthur Ray, Joe Vitale, Lee Brower, Marie Diamond, Mike Dooley, Bob Doyle, Hale Dwoskin, Cathy Goodman, Morris E. Goodman, John Gray, John Hagelin, Bill Harris, Esther Hicks, Ben Johnson, Loral Langemeier, Lisa Nichols, David Schirmer, Marci Shimoff, Denis Waitley, Neale Donald Walsch, dan Fred Alan Wolf. Lengkap.

Jadi apakah sebenarnya the Secret yang konon di masa lalu dikubur, disembunyikan, bahkan dilarang untuk diedarkan ke publik itu? Rahasia terbesar itu adalah bahwa ternyata pikiran manusia akan membentuk realitas yang akan dia alami. Konsep ini disebut juga Law of Attraction. Bahwa pikiran kita sendiri yang selama ini menarik kejadian-kejadian yang kemudian kita alami. Like attracts like. Pikiran yang positif akan menarik hal-hal yang positif. Pikiran yang negative akan menarik hal-hal yang negative. Inilah rahasia terbesar itu. Kedengaran nya sederhana, namun membawa dampak yang luar biasa. Jika hal ini benar, maka kita akan dapat dengan mudah menentukan masa depan kita dengan mengatur pikiran kita. Pertanyaan nya bagaimana kita dapat mengatur pikiran kita. Perhatikan saja, dalam keseharian kita, betapa kita lebih sering berpikiran negatif dari pada positif. Betapa sering pikiran kita ada dalam kondisi “autopilot“, mengawang-awang, melayang-layang entah kemana. Memikirkan ketakutan-ketakutan akan masa depan, memikirkan penyesalan di masa lalu, yang akhirnya hal-hal negatif yang kita khawatirkan akan “ditarik“ ke dalam hidup kita. Manusia berpikir ribuan kali dalam sehari. Sebagian besar dilakukan tanpa kesadaran. Padahal setiap pikiran kita akan membawa “buah“ nya.

Lantas bagaimana menjaga agar kita selalu memiliki pikiran yang akan membawa hal-hal yang baik dalam hidup kita? Dalam hal ini perasaan memegang peran sangat penting. Misalnya pikiran yang membawa perasaan-perasaan marah akan membawa hal-hal yang menyebabkan rasa marah. Sementara pikiran yang membawa perasaan cinta, akan membawa hal-hal yang membuat kita tetap memiliki rasa cinta. Latar belakang “ilmiah” dari Law of Attraction ini adalah bahwa pikiran kita adalah gelombang, sebagaimana setiap partikel yang menyusun semesta ini. Sehingga pikiran kita selalu membangkitkan getaran yang akan direspon oleh semesta. Dalam fisika kuantum juga dikemukakan ide bahwa kejadian di luar sana hanyalah samudera kemungkinan-kemungkinan, yang menjadi “realitas” setelah dibentuk oleh pikiran. Jadi pikiranlah yang membentuk “dunia” kita.

Lantas bagaimana memanfaatkan the Secret? Sesederhana Aladdin menggunakan lampu wasiat nya. Kisah Aladdin adalah metafora interaksi antara manusia (Aladdin) dan semesta (digambarkan sebagai Jin). Disaat manusia sudah memutuskan permintaanya, maka semesta akan menjawab dengan: “Your wish is my command!”. Untuk itu proses kreatif yang dapat kita lakukan adalah: Pertama: Ask. Tentukan apa yang kita “minta”. Apa yang kita inginkan untuk wujudkan. Kedua: Believe. Percaya bahwa apa yang kita inginkan sudah dikabulkan. Percaya total diluar apa yang saat ini kita sedang lihat ada alami. Kemudian: Receive. Yaitu Take Action untuk menerima apa yang semesta berikan kepada kita. Proses ini dapat menjadi lebih powerful dengan menerapkan dua hal, yaitu: Gratitude, rasa syukur atas apa yang telah kita dapatkan. Dan Visualisasi, yaitu melakukan visualisasi atas apa yang kita inginkan dalam bentuk gambaran mental yang kuat, dan disertai perasaan yang mendalam.

Dalam bidang apakah the Secret dapat diterapkan? Nyaris dalam segala bidang kehidupan. Tidak hanya dalam hal keberhasilan financial. The Secret dapat kita aplikasikan dalam kesehatan, hubungan antar manusia, dsb. Selengkapnya film ini membahas The Secret: to Money, to Relationship, to Health, to the Word, to You, bahkan to Live.

Rhonda Byrne mengakui dalam komentar pada film nya, bahwa film ini dibuat setelah dia memperoleh inspirasi dari dua buah buku self-help classic, yaitu: the Science of Getting Rich (1910) karya Wallace D. Wattles dan the Master Key System (1912) karya Charles F. Haanel. The Master Key System disebut-sebut sebagai buku yang memperngaruhi Bill Gates sewaktu drop out kuliah dan mulai membangun Microsoft. Buku ini mengupas dengan sangat detil tentang Law of Attraction, jauh sebelum penulis buku motivasi bermunculan di AS. The Master Key System asli nya adalah materi kursus tertulis yang diberikan oleh Haanel. Haanel adalah seorang industrialis sukses masa lalu. Dan orang bersedia membayar $1,500 (jumlah yang sangat besar masa itu) untuk mengikuti kursus tertulisnya. Konon didikan Haanel pun mengikutu kisah sukses guru nya.

Secara umum menonton film ini jelas bermanfaat. Anda disajikan intisari dari ratusan buku sukses yang pernah ada. Langsung dari pakarnya. Tahun 2005 saya sempat juga menyaksikan film sejenis, yang berjudul What the Bleep Do We know?. “Bleep” disini maksudnya adalah sensor dari “F word”. Beda nya, the Bleep lebih mengupas tentang Quantum Physics dan bagaimana pikiran manusia membangun realitas yang dia alami. Format nya pun hampir sama. Kuliah dari pakar yang diselingi drama. Bahkan dua pakar dalam the Bleep tampil juga dalam the Secret, yaitu John Hagelin dan Fred Alan Wolf. Keduanya pakar fisika kuantum. Hanya dramatisasi dalam the Bleep jauh lebih menarik karena ada jalinan cerita nya. Pemeran nya pun tidak tanggung-tanggung, aktris tuna rungu pemenang Oscar Marlee Matlin.

Jadi? Yang belum sempat nonton, setelah tahu prinsip-prinsipnya, segara gunakan the Secret untuk menarik hal-hal positif bagi diri Anda.(FR)

Pameran Franchise

Tanggal 2 – 4 Februari yang baru lalu di Bandung berlangsung pameran Info Franchise Expo 2007. Saya menyempatkan hadir, sekalian ingin mengamati dari dekat perkembangan dunia franchise di Indonesia saat ini.

Sebagai pameran bisnis yang target nya adalah calon pebisnis/investor, pameran sendiri berjalan dengan baik. Dari segi pengunjung tentu tidak bisa diharapkan seramai pameran buku atau pameran komputer. Namun menurut saya atensi pebisnis Bandung kali ini cukup baik. Dan potensi pebisnis di Bandung sebetulnya cukup dahsyat. Saya melihatnya dari angka-angka saja. Penduduk Bandung hanya sekitar 2.7 juta jiwa. Tapi tabungan nya banyak. Dari laporan Bank Indonesia tahun lalu, saya melihat penempatan dana pihak ketiga di perbankan Bandung yang mencapai sekitar Rp.72 T. Sebagian besar dalam bentuk deposito (45 T) dan sisa nya tabungan. Dan ini sebagian besar adalah milik perorangan (hampir 70%), bukan institusional. Dapat dibayangkan betapa besar potensi dana yang masih “parkir“ di Bandung. Memang, “orang kaya“ Bandung tadi mungkin konservatif. Namun franchise bisa menjadi cara yang tepat untuk memancing dana tadi masuk ke sektor bisnis.

Peserta pameran franchise kemaren juga cukup lengkap. Dari sektor makanan ada Jesslyn Cake, Bread Story, Kebab Turki Baba Rafi, Kebab Anya, Pisang Goreng P Man, Buana Burger, Andrew Crepes, Roti Maryam, C’lup-C’lup, Dobbi Burger hingga Es Krim Campina. Yang paling ramai peminatnya saya lihat adalah booth Kebab Turki Baba Rafi. Mungkin terbantu oleh figure owner nya yang belakangan sedang ngetop. Yang lain juga sebenarnya tidak kalah potensial. Karena masing-masing booth menyediakan sample makanan, saya, istri dan anak saya yang kebetulan doyan makan semua, langsung mencoba satu persatu. Selain Kebab Turki yang memang mantap, saya lihat Roti Maryam yang enak dan unik (semacam roti cane) punya potensi besar. Disamping C’lup-C’lup sendiri yang membuat kami kaget, karena makanan tusuk ini ternyata lumayan digemari pengunjung.

Range nilai investasi di sektor makanan ini cukup bervariasi. Yang paling murah adalah Burger Buana yang hanya sekitar Rp. 2,5 juta. Kebab Turki Baba Rafi mematok range antara 40 juta (gerobak) hingga di atas 100 juta (kafe). Yang lain, sekitar Rp.15 juta hingga Rp. 29 juta. Untuk model gerobak, saya perhitungkan investasi yang masuk akal adalah Rp. 15 – 17.5 juta. Andrew Crepes cukup berani dengan mematok hingga Rp.29 juta. Investasi cukup tinggi pada franchise makanan adalah untuk bakery, mengingat tempat yang lebih permanent dan eksklusif, dan nilai stock yang besar. Jesslyn Cake mematok Rp.200 – 600 juta, sementara Bread Story bahkan mencapai lebih dari Rp.1 milyar.

Di sektor otomotif yang cukup menarik untuk dicermati adalah AutoBridal. Bisnis salon mobil ini sebetulnya saya yakin “gak ada matinya” karena trend kepemilikan mobil yang terus meningkat. Fee franchise yang Rp.75 – 150 juta juga masih masuk akal. Hanya range total investasi nya yang berkisar Rp.400 - 900 juta menurut saya terlalu besar. Meskipun sekarang tersedia paket AutoBridal Ekspress dan Motor yang investasinya bisa lebih murah. Autobridal juga terlihat aktif melakukan inovasi. Disaat snow wash sudah mulai umum, mereka punya menu cuci “es krim” yang warna-warni. Tapi apakah itu yang dibutuhkan para pemilik mobil? Jujur saja saya meragukan.

Untuk sektor retail, AlfaMart hadir menawarkan pola investasi yang menurut saya sangat masuk akal. Investasi nya sekitar Rp.300 juta. Pemilik usaha sudah akan menerima sistem, perlengkapan dan supply barang. Royalti fee berjenjang tergantung omzet. Namun saya sangat tertarik dengan kehadiran K-24. Brand Apotek lokal yang kini sedang naik daun. K-24 ini cukup berani dengan konsep 24 jam nya. Investasi nya juga cukup tinggi, berkisar Rp. 500 juta. Pengalaman saya, margin obat sangat tipis. Sementara banyak item obat juga sangat terbatas oleh waktu. Dengan beban operasional yang tinggi karena buka 24 jam, keberanian ini tentu menuntut kemampuan pengelolaan inventory yang luar biasa baik untuk menjaga harga pokok penjualan serendah mungkin.

Ada juga franchise sandang seperti Edward Forrer (sepatu) dan Shafira (busana muslim). Kedua-dua nya memiliki nilai investasi yang berkisar Rp.500 juta. Kedua brand yang lahir di Bandung ini sama-sama dikenal memiliki kualitas yang bagus. Kedua-dua nya juga terkenal sebagai innovator di bidang nya. Namun produk Edward Forrer memiliki market yang lebih luas dengan price yang masuk akal di kelas nya. Sementara Shafira dengan price yang cukup tinggi, marketnya lebih sempit (middle up Moslem), yang dewasa ini memiliki pilihan yang sangat luas. Dengan investasi yang sama, pay back period Shafira mungkin akan lebih lama dibanding Edward Forrer.

Yang masuk watch list saya sebenarnya adalah bisnis berteknologi tinggi seperti Multiplus. Multiplus yang menawarkan one stop shopping keperluan office/bisnis ini harus diakui cukup diminati konsumen. Ini sebenarnya meneruskan kesuksesan berbagai pusat “foto copy” atau solusi dokumen yang selalu laris di kota besar. Apalagi dengan nilai plus yang demikian banyak, maka Multiplus sangat menjanjikan. Selain itu ada Java Net yang menawarkan konsep internet café. Ini juga menarik, karena pengunjung tidak hanya disugihi koneksi internet, namun juga menu makanan layaknya café. Namun demikian, positioning nya menurut saya menjadi tidak jelas. Pengunjung warnet dan pengunjung café adalah dua komunitas yang berbeda. Pengunjung warnet atau game center adalah komunitas anak muda yang cuma butuh “minum teh botol” asal ada koneksi cepat dan murah. Sementara pengunjung café yang ingin makan dan minum, tidak butuh-butuh amat dengan koneksi internet. Kalaupun butuh koneski internet, sekarang banyak café yang menyediakan koneksi wi-fi gratis. Apalagi, nilai investasi yang mencapai Rp.345 (game center) hingga 700 juta (café), cukup besar. Ini berbeda dengan Wiz Game & Internet Center yang fokus hanya pada game center. Market online gamers memang sangat menjanjikan, sehingga potensi nya besar. Meskipun investasi awal Wiz Game yang mencapai Rp.350 jutaan menurut saya terlalu besar. Mendirikan online game center itu barrier to entry nya rendah, sehingga kompetisi juga akan sangat ketat. Dengan dana yang sama, orang bisa mendirikan game center yang lebih kencang dan lengkap di sebelah game center Anda. Dari group Java Net, ada peluang juga untuk menjadi outlet Micronics – distributor PC Dell. Ini cukup menarik. Dell adalah PC branded yang akhir-akhir ini sangat kompetitif. Investasi nya juga dibawah Rp.200 juta.

Selain itu saya tertarik dengan bidang Digital Imaging yang dewasa ini maju pesat. Layanan yang ditawarkan antara lain cetak pada mug, pin, t shirt, hingga photo box. Dimage menawarkan paket-paket investasi yang sangat beragam sehingga kita bisa merancang sendiri layanan apa yang cocok dengan lingkungan kita. Range investasi nya juga cukup ringan, dari Rp. 4 jutaan hingga puluhan juta. Dengan demikian investor mudah untuk memulai usaha dan menambah layanan sesuai perkembangan usaha.

Masih banyak lagi yang sebetulnya bisa di bahas. Di sektor pendidikan hadir ILP, iTutor Net, Interkatif, dsb. Saya tertarik dengan Interaktif kursus komputer anak, yang menawarkan investasi franchise yang rendah (total investasi di bawah Rp.50 juta). Di sektor spa ada Leha-Leha dan Nakamura. Leha-Leha menawarkan konsep yang lebih lengkap, mencakup spa dan klinik kecantikan. Sementara Nakamura hanya pijat refleksi. Investasi Nakamura yang mencapai Rp.250 juta menurut saya terlalu tinggi untuk usaha pijat refleksi.

Demikian sekilas info dari pameran franchise di Bandung yang baru lalu. Semoga bermanfaat.(FR)

Sabar

Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “ sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali“. -- Q.S. Al-Baqarah: 155-156.

Musibah adalah sesuatu yang tidak kita senangi, namun terjadi. Padam nya lampu, mobil mogok, handphone hilang, kena PHK, hingga banjir yang kini melanda Jakarta adalah musibah dalam berbagai derajatnya. Kita tidak senang hal ini terjadi, namun terjadi. Mengapa kita tidak senang atas peristiwa yang menimpa kita? Karena kita belum tahu peristiwa lengkap yang akan menimpa kita selanjutnya.

Salah seorang teman saya pernah mengalami musibah yang sangat menyedihkan hati nya. Ia kena PHK. Hari itu, bagi nya dunia seperti berakhir. Makan apa aku besok? Apa kata istriku nanti? Apa kata mertua nanti? Begitu keluhnya waktu itu. Hari itu, ia merasa mendapat musibah diluar kemampuan yang sanggup ia terima. Beberapa minggu berlalu, teman saya memutuskan menjadi wirausaha. Dan dalam hitungan bulan dia berhasil memiliki pendapatan yang jauh diatas gaji nya dulu. Maka hari ini, ia menganggap peristiwa PHK dahulu bukanlah musibah, namun adalah pintu bagi nya untuk masuk ke dunia wirausaha. Jalan bagi nya untuk lebih sukses lagi. Jawaban Tuhan atas doa2 nya.

Orang-orang yang sabar akan berhenti memberi label apakah peristiwa yang sedang ia alami adalah peristiwa baik atau peristiwa buruk. Batin nya diliputi rasa percaya yang mendalam terhadap rahmat dan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa. Apakah ini anugerah atau bencana? Ia tidak tahu. Ia tidak peduli dengan label nya. Ia hanya percaya, Tuhan maha mengatur segala sesuatu nya. Batin nya pasrah kepada ketentuan Tuhan nya.

Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian kejadian yang telah diatur Yang Maha Kuasa. Apa yang hari ini kita sebut sebagai bencana, seringkali di masa depan baru terungkap, ternyata adalah jalan menuju kebaikan. Maka orang-orang sabar berhenti untuk mengutuk nasibnya. Mereka mengalir dalam hidupnya. Karena mereka tahu, siapalah kita ini berhak menghakimi kejadian yang kita sunguh tidak tahu bagaimana hasil akhirnya nanti.

“And in our willingness to step into the unknown, the field of all possibilities, we surrender ourselves to the creative mind that orchestrates the dance of the universe.” – Deepak Chopra.

Hari-hari ini, teman-teman dan saudara-saudara saya yang berada di Jakarta mengalami peristiwa banjir yang luar biasa. Saya percaya mereka adalah orang-orang yang sabar, yang sama seperti saya, yakin bahwa Tuhan telah mengatur ini semua untuk suatu kebaikan.(FR)

Saturday, February 03, 2007

Bebas Banjir Itu Bisa

Dulu ketika saya membeli rumah di daerah Bekasi untuk tempat tinggal keluarga kecil saya, pertanyaan yang saya ulang-ulang ke sales nya adalah: “Bebas banjir kan mas?“ Jawaban nya waktu itu sedikit konyol :“Kalau disini banjir, monas udah tenggelem pak ..“. Saya sedikit khawatir, karena waktu itu kami punya balita yang bakal ditinggal-tinggal seharian dengan hanya ditemani pembantu. Pada tahun 2002, hujan terus menerus mendera Jakarta. Ternyata betul, perumahan yang kami tinggali bebas banjir. Tetapi ... nah ada tapi nya, jalan akses menuju perumahan tadi terpotong oleh genangan banjir setinggi roda mobil. Istri saya bersama anak kami, sempat mengalami harus berlayar dengan mobil, bahkan karena mobil kami sedan, air pun dengan mudah masuk dalam kabin melalui celah pintu. Ajaib nya istri saya berhasil membawa mobil kami keluar dari banjir dengan selamat. Bahkan sempat menjemput saya dari kantor. Sebelum akhirnya si mobil menyerah karena dinamo nya terbakar.

Waktu itu, banyak keluarga dan teman kami yang mengalami kejadian yang jauh lebih mengenaskan. Ada yang rumahnya terendam hingga 2 meter, perabotan rusak, mobil terendam, hingga pengalaman evakuasi ditengah malam yang gelap gulita. Karena khawatir hal semacam itu akan berulang, kami pun pindah lagi ke Bandung.

Jujur saja, saya tidak sanggup jika harus hidup di lingkungan yang terus menerus kebanjiran. Anehnya, jutaan orang di Jakarta mau, sanggup, dan bersedia hidup dalam banjir. Jakarta banjir? Ah sudah biasa. Begitu jawaban yang sering kita dengar. Salah satu mantan sopir saya bercerita, kalau di tempat tinggal nya setiap musim hujan pasti banjir. Saya mendengar dengan sedikit risih cerita itu, “Kenapa tidak pindah?” Tanya saya. “Yah bagaimana lagi pak …”.

Sudah biasa. Memang beginilah Jakarta. Bagaimana lagi. Kalimat-kalimat ini mewakili pikiran-pikiran orang yang menyerah pada keadaan. Padahal kita semua mengakuai potensi kekuatan pikiran. Siapa yang dapat menyelamatkan Jakarta dari banjir kalau bukan warga Jakarta? Ketika sebagian besar warga Jakarta berpikiran bahwa banjir adalah tradisi, maka ya terjadilah banjir. Sebagai tradisi!

Padahal bebas banjir itu bisa. Kota-kota lain di dunia bisa, jadi Jakarta harus bisa. Janganlah kita mengutuk “siklus banjir 5 tahunan“, tapi bersyukurlah bahwa Tuhan masih memberi waktu 5 tahun untuk berbenah. Sudah berulang-ulang dihantam banjir. Dan apa yang telah Jakarta lakukan disaat banjir belum tiba? Warga nya tetap membuang sampah sembarangan, dan pemerintah nya menghambur-hamburkan uang untuk infrastruktur yang tidak mendesak. Padahal apa yang lebih penting dari membebaskan Jakarta dari banjir? Busway bisa ditunda, bikin gedung baru bisa ditunda, trotoar baru bisa ditunda. Tapi membebaskan Jakarta dari banjir harus sekarang.

Saya pernah mengantarkan kolega, seorang CEO perusahaan software dari UK yang baru pertama ke Jakarta. Kami menyusuri Sudirman – Thamrin menuju hotel tempat dia menginap. Waktu itu hujan deras turun. Tidak terjadi banjir, tapi genangan di jalan cukup banyak. Itupun sudah cukup membuat wajahnya tampak cemas. Tidak tahan, dia berkomentar: “They should check the drainage system …” Hampir saya nyletuk “What drainage system?” Bahkan seorang yang baru pertama ke Jakarta pun akan tahu bahwa sistem drainase di Jakarta tidak berfungsi. Dan anehnya kita tidak melakukan tindakan yang cukup untuk membereskan nya.

Jakarta (dan juga Indonesia) butuh pemimpin yang mampu memberi inspirasi bahwa kita bisa berubah kalau kita mau. Kalau sebagian besar warga Jakarta sudah yakin bahwa Jakarta bisa bebas banjir, maka pertanyaan berikutnya yaitu “bagaimana” akan lebih mudah dijawab. Orang-orang yang yakin bisa, akan lebih mudah mendapat jawaban. Ide-ide cara baru yang belum terpikirkan sebelumnya akan bermunculan. Dan insyaAllah, alam semesta mendukung.

Banjir kali ini, alhamdulillah saya sekeluarga kini tinggal di Bandung. Saya turut bersimpati dengan banjir di Jakarta. Semoga para korban banjir di Jakarta diberi ketabahan, dan semoga seluruh warga Jakarta pikiran nya tercerahkan, bahwa bebas banjir itu bisa.(FR)