Monday, March 24, 2008

Memilih

"Our lives are a sum total of the choices we have made." -- Dr. Wayne Dyer

Alangkah beruntungnya manusia. Tuhan memberi kesempatan untuk menjalani setiap detik dalam hidup kita dengan pilihan. Dari bangun tidur, sampai kita tidur lagi, kita dapat memilih. Begitu bangun di pagi hari, Anda dapat memilih untuk langsung bangun dan beraktifitas, atau memilih untuk bermalas-malasan di tempat tidur. Di pagi hari, Anda dapat memilih untuk menyapa anak, istri dan keluarga di rumah dengan semangat dan senyuman, atau cemberut dan mengomel bahwa Anda kesiangan. Sambil sarapan, Anda dapat memilih untuk berbicara dengan anak Anda tentang sekolahnya, membaca berita buruk di koran, atau nonton gossip artis di TV. Di kantor, Anda dapat memilih untuk memulai menyelesaikan pekerjaan Anda, atau sekedar chatting dengan teman-teman Anda di kantor lain. Dan seterusnya. Pendek kata: Anda memiliki pilihan.

Dahsyatnya kekuatan pilihan, dapat Anda lihat dari kehidupan orang-orang sukses. Dunia teori fisika tidak akan diperkaya dengan "radiasi Hawking" seandainya Stephen Hawking memilih untuk menyerah ketika mendapati dirinya lumpuh akibat amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Entah bagaimana wajah industri software komputer saat ini, kalau saja Bill Gates memilih untuk melanjutkan kuliah dan membuang mimpinya merintis perusahaan perangkat lunak bersama Paul Allen. Mungkin tim balap Formula 1 dan produsen mobil sport terkemuka Ferrari tidak akan pernah ada, kalau saja Enzo Ferrari memilih untuk cukup puas menjadi karyawan Alfa Romeo.

Lalu apakah dengan demikian kita harus menunggu untuk membuat sebuah keputusan besar sebagaimana Hawking, Gates atau Ferrari? Tidak. Mereka tidak serta merta membuat sebuah keputusan besar. Namun melalui hidupnya dengan pilihan-pilihan kecil yang membentuk keputusan besar mereka dikemudian hari. Bill Gates tidak serta merta memutuskan untuk mendirikan Microsoft. Namun jauh sebelumnya, Gates muda telah memilih untuk mengikuti "ekskul" komputer di SMA nya. Memilih untuk "hang out" dengan Paul Allen dan kawan-kawan untuk mengutak-atik program komputer, memilih untuk berbisnis di usia muda dengan membuatkan program untuk produsen Altair, kemudian IBM PC, dan seterusnya. Pilihan-pilihan kecil yang kemudian membentuk seluruh hidupnya.

Setiap detik adalah pilihan. Dan setiap pilihan, sekecil apapun, menentukan masa depan kita.

Namun, apakah kita sudah benar-benar memahami bagaimana caranya memilih? Sebagai contoh, ketika ada peluang usaha ditawarkan kepada kita, apakah kita memilih untuk serta merta menolak, atau mencoba mempelajarinya dahulu? Di sebuah acara formal, ketika kita melihat ada orang yang dapat memberikan pengaruh positif kepada kita, apakah kita memilih untuk berkenalan, atau malah menunduk malu dan menghindar? Ketika anak kita tidak mengikuti kemauan kita, apakah akan kita hardik dengan amarah, atau coba ajak bicara? Pilihan-pilihan kecil. Namun bisa berdampak besar.

Ya, tapi bagaimana cara memilih? Mengapa kita sering ada dalam situasi yang sepertinya "salah pilih". Apakah ada teknik untuk membantu dalam memilih. Ada. Salah satunya yang menurut saya sangat efektif digunakan di banyak bidang kehidupan adalah teknik H-O-W yang diajarkan oleh David Freemantle dalam buku-nya "How to Choose". Teknik H-O-W ini terdiri dari tiga bagian:

Hesitate (Pertimbangan)

Langkah pertama adalah untuk selalu melakukan pertimbangan sebelum Anda memberikan reaksi. Melakukan pertimbangan berarti tidak memberikan reaksi spontan yang seringkali hanya didorong emosi. Contohnya ketika karyawan Anda ada yang melakukan sebuah kesalahan fatal yang merugikan bisnis Anda, apakah yang akan Anda lakukan: memaki, menampar atau langsung memecat. Itu kalau Anda tidak menggunakan pertimbangan. Pertimbangkanlah. Anda punya pilihan. Diamlah sejenak, untuk masuk ke tahap memilih berikutnya.

Outcomes (Hasil)

Sudahkah Anda memikirkan hasil yang akan Anda peroleh. Dan yang lebih penting lagi, hasil apakah yang Anda inginkan dari pilihan yang akan Anda ambil? Ketika raport anak Anda di sekolah demikian jeleknya, mungkin Anda ingin memarahi Anak Anda habis-habisan hingga ia menangis, terluka hatinya, dan hilang rasa percaya dirinya. Itukah hasil yang Anda inginkan? Atau Anda menginginkan anak yang bahagia, optimis, percaya diri, dan buahnya nanti adalah prestasi yang baik? Pikirkan dulu hasilnya, sehingga Anda dapat masuk ke tahap memilih yang ketiga.

Ways (Cara)

Kalau sudah ketahuan hasilnya, Anda bisa memperluas pemikiran Anda ke cara-cara yang dapat Anda tempuh. Jika hasil yang ingin dicapai adalah karyawan yang tidak melakukan kesalahan, mungkin Anda bisa mulai menulis aturan perusahaan yang lebih tegas, melakukan pelatihan kembali, atau mungkin sistem dan prosedur perlu dibenahi. Jika anak yang sehat lahir batin, bahagia, optimis, bertanggung-jawab dan percaya diri yang ingin Anda peroleh, maka mungkin Anda bisa mulai memberi kepercayaan, tanggung-jawab dan bimbingan untuk anak Anda. Cara ini dapat Anda kembangkan seluas-luasnya, dan dapat Anda jalankan secara parallel.

Saya menggunakan teknik H-O-W ini dalam berbagai hal. Yang sederhana misalnya dalam menggunakan email. Saya sangat sering menerima email dari mitra kerja yang isinya kadang tidak enak dibaca. Sebelum menggunakan teknik H-O-W ini, saya akan bereaksi spontan. Kata-kata pedas saya balas dengan kata yang lebih pedas lagi. Akibatnya pernah saling berbalas email tak berkesudahan terjadi, dan hubungan kami menjadi renggang. Kini saya memilih menggunakan teknik H-O-W: Melakukan pertimbangan, memikirkan hasil yang ingin saya peroleh dari reply email saya, dan memilih cara penyampaiannya. Hasilnya jauh lebih baik.

Ah, tapi hidup adalah pilihan. Menerapkan teknik ini atau tidak, adalah pilihan Anda. Selamat membuat pilihan yang lebih baik. (FR)

Tuesday, March 11, 2008

Semut dan Gajah

Pernahkah Anda merasakan, betapa Anda sudah bekerja keras siang malam untuk mewujudkan apa yang Anda inginkan, namun sepertinya nasib malah membawa Anda ke arah yang berlawanan? Anda sudah bekerja keras untuk mewujudkan impian-impian Anda, namun sepertinya Anda malah dibawa menuju ke tempat lain, yang jauh dari mimpi Anda? Jika YA, maka nasib Anda sama dengan nasib seekor semut yang hidup dipunggung seekor gajah. Bayangkan saja, sang semut sudah capek-capek berjalan menuju timur, kalau gajahnya berjalan menuju barat, maka sama saja semut tadi akan menuju barat, bukan timur. Analogi ini saya temukan di buku mungil yang ditulis dengan sangat indah oleh Vince Poscente, berjudul "The Ant and the Elephant" yang di edisi bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi "Tuntunlah Sang Gajah". Vince Poscente adalah seorang mantan atlet Olimpiade, entrepreneur dan ahli strategi bisnis.

Buku yang ditulis dalam bentuk fabel (cerita tentang binatang) ini mengisahkan perjalanan Adir sang semut, dan Elgo sang Gajah. Adir adalah semut kecil dengan cita-cita besar. Setelah terhempas badai dan terpisah dari koloni nya. Adir menemukan tujuan hidupnya, yaitu Oase. Mengapa Oase? Karena bagi Adir Kehidupan haruslah menjadi perjalanan yang bermakna, bukan sekedar perjuangan untuk bertahan hidup. Bagi Adir Oase lah yang akan membuat hidupnya bermakna. Namun, pada awalnya Adir tidak menyadari bahwa ia tinggal dipunggung Elgo, jadi kemanapun ia melangkah, akan sia-sia saja jika Elgo tidak menuju ke arah yang sama dengan tujuan Adir. Beruntunglah Adir bertemu dengan Brio, sang burung hantu cerdas yang menyadarkan Adir bahwa keberhasilannya untuk mencapai Oase akan sangat tergantung pada kemampuannya untuk berkomunikasi dan menuntun Elgo, menuntun sang Gajah.

Adir dan Elgo dalam kisah ini adalah perlambang dari pikiran sadar dan pikiran bawah sadar kita. Kekuatan pikiran sadar kita, dibandingkan dengan kekuatan pikiran bawah sadar kita, memang bagaikan semut dengan gajah. Ini bukan analogi yang mengada-ada. Vince mengutip penelitian Dr. Lee Pulos yang mengungkapkan bahwa dalam setiap detik, pikiran sadar kita menggunakan 2000 neuron, dan pikiran bawah sadar menggunakan 4 milyar neuron. Bayangkan, keputusan sadar dihasilkan oleh hanya 2000 neuron, sementara keputusan yang dibuat oleh pikiran bawah sadar menggunakan 4 milyar neuron. Jadi jelas siapa mengendalikan siapa. Gajahlah yang ternyata membawa kemana semut pergi, bukan sebaliknya.

Jadi, jika selama ini "semut" Anda yang cerdas itu mungkin sudah merumuskan visi hidup Anda dengan jelas, sudah merancang strategi berbisnis dengan rinci, dan sudah mengambil langkah-langkah berani, misalnya resign dari pekerjaan, sampai pinjam uang mertua segala, namun kok bisnis Anda sepertinya masih jauh dari visi yang Anda angankan, mungkin disini jawabannya. Barangkali Anda belum berbicara dengan "Gajah" Anda. Ya jangan heran, kalau Anda sudah take action ke utara tapi kok malah menuju ke selatan, mungkin Gajah Anda yang membawa kesana. Lalu bagaimana menuntun Gajah kita ini?

Kata kunci nya adalah emosi. Dalam kisah Adir dan Elgo dikisahkan bahwa Elgo hanya dapat mendengar Adir hanya melalui emosi. Emosi Adir tentang Oasis yang sangat kuat, yang dapat ditangkap oleh Elgo dan membuatnya mulai melangkah menuju Oasis. Beberapa waktu yang lalu saya pernah membaca kisah seorang anak kecil yang mampu berlari beberapa puluh kilometer, di malam hari, sendirian, demi mencari pertolongan bagi Ayahnya yang tidak dapat bergerak di mobil mereka yang mengalami kecelakaan. Jika anak itu diminta melakukan lagi hal yang sama, mungkin sudah tidak sanggup. Jangankan anak kecil, orang dewasapun mungkin tidak mampu. Namun emosi yang sangat kuat untuk menyelamatkan nyawa sang Ayah, telah menggerakkan "Gajah" nya yang luar biasa kuat.

Demikian pula para pebisnis sukses. Umumnya mereka punya emosi yang sangat kuat untuk mewujudkan apa yang mereka cita-citakan. Mereka memiliki "burning desire" yang mampu menggerakkan sang Gajah. Mungkin Anda perlu merenungkan lagi apa yang ingin Anda wujudkan, dan kali ini rasakan emosi Anda. Adakah emosi meledak-ledak disana? Adakah air mata Anda tiba-tiba meleleh membayangkan kebahagiaan dan kelimpahan yang akan Anda alami bersama istri dan Anak Anda? Jika YA, selamat! Besar kemungkinan Gajah Anda mulai mendengar, dan siap melangkah menuju Oasis Anda. Selamat menuntun Gajah Anda, dan sampai ketemu di Oasis!. (FR)