Beberapa hari yang lalu saya “nyasar” ke bekas pangkalan militer Amerika Serikat airport Clark, sekitar 80 km dari Manila. Sebetulnya saya bermaksud mampir ke Manila sebelum pindah pesawat ke Singapore setelah menghadiri suatu konferensi di Cebu, namun berhubung yang bisa saya booking lewat internet adalah “budget airlines” yang tidak lewat Manila, jadilah terdampar di Clark. Meskipun fisik bangunan nya masih sangat bergaya militer, Clark kini sudah menjadi lapangan terbang sipil. Tapi rupanya kejadian tadi ada hikmahnya juga. Melihat-lihat fisik landasan dan bangunan airport Clark, saya jadi teringat perang Vietnam. Clark sejak tahun 60-an adalah pangkalan utama Amerika di asia tenggara yang menjadi tulang-punggung dalam operasi penyerbuan AS ke Vietnam.
Pada waktu itu pemerintah Amerika Serikat sangat berkepentingan untuk menjadikan Filipina menjadi “etelase demokrasi” di Asia Tenggara. Apalagi mereka sudah gagal di Vietnam. Entah sudah berapa milyar dollar dihamburkan oleh pemerintah AS untuk Filipina. Demi untuk menunjukkan kepada negara-negara di kawasan ini, bahwa menjadi sekutu AS adalah pilihan terbaik. Tidak hanya membangun pangkalan militer Angkatan Laut di Subic dan Angkatan Udara di Clark, AS juga membentuk negara tetangga kita tersebut menjadi “mini AS” lengkap dengan demokrasi ala Amerika. Dan sudah barang tentu, gaya hidup Amerika.
Namun sejarah membuktikan, kehadiran AS di Asia Tenggara lebih banyak membawa mudharat daripada manfaat. Selain menyebarkan kebinasaan kepada rakyat Vietnam melalui dua pangkalan tersebut, kehadiran tentara AS turut berperan merubah wajah masyarakat Filipina. Yang paling menonjol misalnya adalah industri pemuas syahwat yang menjamur disekitar dua pangkalan tersebut. Kota Angels yang berdekatan dengan Clark misalnya, dipenuhi dengan bar, kasino dan pelacuran untuk menyalurkan nafsu tentara AS. Di airport Clark, selebaran dan iklan untuk menawarkan bar dan kasino hingga kemarin masih sangat terlihat. Seolah tidak ada pilihan bagi Clark dan kota Angels, selain mengembangkan ekonomi melalui industri hiburan. Subic pun tidak jauh beda, bahkan konon lebih parah lagi karena tentara US Navy yang lebih banyak melaut, konon lebih haus akan hiburan. Dan setelah menerapkan seluruh resep dari guru nya AS, apakah kini Filipina berhasil menjadi negara yang maju? Dari penilaian sekilas selama disana, saya berkesimpulan bahwa secara ekonomi dan sosial pencapaian mereka masih dibawah bangsa kita.
Dengan segala keperkasaannya tersebut, pada waktu itu tidak terbayang jika suatu saat AS harus angkat kaki dari dua pangkalan strategisnya tadi. Protes negara-negara ASEAN ataupun dari negara besar disekitarnya seperti RRC dan Russia dianggap angin lalu. Namun toh akhirnya pangkalan kebanggaan AS dan Filipina tadi pada tahun 1991 harus gulung tikar. Dan siapakah yang mampu membuat sang adidaya tersebut angkat kaki? Tahun 1991, gunung berapi Pinatubo yang terletak tidak jauh dari Clark menggeliat bangkit dari tidur panjangnya selama 500 tahun. Pada waktu itu, serangkaian ledakan Pinatubo yang bahkan disebut-sebut termasuk paling dahsyat setelah Krakatau telah menghembuskan awan abu seluas asia tenggara dan banjir lava yang menghancurkan seluruh sarana dan infrastruktur yang dilewati. Termasuk beberapa bagian utama pangkalan Clark dan kota Angels. Beberapa hari sebelum ledakan terbesar Pinatubo terjadi, AS pun akhirnya memutuskan untuk menutup pangkalan Clark untuk selama-lamanya. Kemarin dari udara saya bahkan masih bisa melihat dengan jelas bekas-bekas kedahsyatan ledakan Pinatubo dan jalur banjir lava yang diciptakannya. Dan melihat sisa-sisa daya rusaknya, tidak heran militer AS memutuskan hengkang dari Filipina. Rupanya, dihadapkan pada kekuatan alam yang dahsyat, si negara superpower harus mengakui siapakah Sang Adi Daya yang sesungguhnya. Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua. (fr)
5 comments:
Halo K'Fauzi, baru tahu kalau ternyata ada blog-nya juga. Senang bisa kontak lagi
salam
philips
Halo Phillips! Waduh ini sih isinya coretan asal2an. Topiknya juga kemana2. Masih belajar lah. Belum secanggih tulisan2 Phillips. Terimakasih sudah mampir. Salam buat keluarga.
hehehe...kaciaaaaannn deh loh @merika!
hehehe...kaciaaaaannn deh loh @merika!
hi ...
saya suka membaca post anda ...
din, malaysia
Post a Comment