Thursday, May 03, 2007

Brad

Nama lengkapnya Bradley J. Sugars. Panggilannya Brad. Umurnya 36 tahun, sama dengan saya. Mungkin seharusnya saya dulu di kasih nama Brad juga. Karena sepertinya yg namanya Brad kok beruntung sekali. Ada Brad Pitt yang ganteng, terkenal dan jago akting. Sekarang ada Brad Sugars, ganteng juga, terkenal, dan jago bisnis. Kemarin tanggal 2 Mei 2007 Brad yg ke-2 ini sempat mampir ke Jakarta untuk bagi-bagi ilmu bisnis dalam acara yg diberi judul "Billionaire in Training", sesuai salah satu judul bukunya. Saya bersyukur sempat menghadiri, meski gak kebagian tandatangan dan foto bareng. Tapi gak penting lah, saya toh mengagumi pemikirannya, bukan fisiknya.

Sebetulnya bagi yang pernah baca buku-buku Brad, apa yang dia sampaikan pasti tidak asing lagi. Namun, dengan gaya penuturan yang asik, mendengar Brad nya sendiri yang ngomong jadi lebih berkesan. Yang pertama, Brad mengingatkan tujuan kita semua dalam berbisnis, bahwa kita berbisnis adalah untuk: "bekerja sekali, namun mendapatkan hasil selamanya". Ini berlawanan dengan kerja sebagai karyawan, dimana kita mendapat hasil sesuai dengan kerja kita. Hal ini dapat dicapai apabila kita mampu merubah sumber income kita yg semula adalah "active income" menuju "passive income". Bagaimana caranya? Menurut Brad, untuk dapat "bekerja sekali, namun mendapatkan hasil selamanya" cara terbaik adalah dengan memiliki bisnis (selain menulis buku tentunya … hehehe, yg ini dia ucapin setengah becanda, wong dia penulis) Namun kenapa banyak business owner yang gagal? Menurut Brad mereka tidak menerapkan prinsip LEARN before you EARN. Jadi belajar lah lebih dahulu, sebelum menuai hasilnya. Caranya? Salah satu nya adalah … ya baca buku nya Brad … hehehe. Sehingga nanti nya sebagai bisnis owner kita tidak sekedar dapat MAKE the money tapi juga MANAGE the money.

Disinilah kemudian Brad memaparkan tangga entrepreneur nya yang terkenal itu: Di anak tangga paling bawah, ada pelajar dan pemagang (apprentice), mereka yang masih spend money ataupun tidak terima apa-apa untuk learning. Ketika mereka akhirnya bekerja menjadi EMPLOYEE, barulah mereka dibayar untuk belajar. Ini kalau cara berpikir mereka betul bahwa bekerja adalah sarana belajar sebelum dapat membangun bisnis sendiri. Di tangga berikutnya adalah para SELF EMPLOYEE, mereka yang akhirnya memutuskan untuk mengelola bisnis sendiri. Umumnya, pada tahap awal mereka adalah para single fighter. Mengerjakan sendiri semua hal dari produksi hingga penjualan. Akhirnya kadang mereka menjadi lebih sibuk dibanding ketika menjadi karyawan. Banyak yang akhirnya tidak tahan dan kembali menjadi karyawan. Jika cukup pandai mengelola usaha, para self employee tadi, biasanya akan bertahan dan mulai merekrut tim, sehingga mereka naik tangga menjadi MANAGER. Pada tahap ini, kadang kehidupan menjadi lebih kompleks dari sebelumnya. Karena para manager ini sering harus kerja keras untuk menggaji karyawan, bukan sebaliknya. Jika berhasil mengatasi tantangan ini, mereka bisa menciptakan system dan membayar orang lain untuk mengelola bisnis, maka mereka layak naik tangga menjadi BUSINESS OWNER. Seharusnya, pada level ini business berjalan sesuai dengan definisi bisnis menurut Brad: A commercial, profitable enterprise, that work without me. Dengan menjadi business owner, maka Anda akan menciptakan cashflow yang banyak dan stabil, apakah Anda terlibat langsung atau tidak, sehingga Anda bisa naik tingkat menjadi INVESTOR. Pada tingkat investor ini, Anda dapat melipatgandakan kekayaan dengan cara yang FUNtastic. Selanjutnya? Sabar … waktu itu saya jg tdk sabar sampai ingin berteriak …. Caraanya Braad ….!

Eh, Brad Sugars malah cerita bagaimana waktu dia kecil. Ternyata bakat bisnis Brad sudah terlihat dari umur 7 tahun. Waktu itu, dia pergi ke rumah kawan Ayahnya yang sangat kaya. Dia adalah seorang pengusaha di bidang susu sapi. Brad kecil pun bertanya:"Pak, bagaimana sih Anda bisa begitu kaya?". Kawan Ayahnya menjawab:"Nak, saya kaya bukan karena menjual SUSU, tapi menjual BISNIS SUSU". Ini merupakan moment AHA saya malam kemarin. Ya, seharusnya selama ini saya berpikir bagaimana menjual BISNIS saya, bukan produk dan jasa saya semata. That's what its all about. McD besar bukan karena jualan burger sama ayam, tapi karena jualan BISNIS burger dan ayam. Demikian juga dengan Starbuck, Kebab Turki Baba Rafli, AutoBridal, dan sebagainya. Semua menjadi besar karena menjual BISNIS. Wah, saya langsung keringetan. Brad … Brad, kok pinter amat sih kamu.

Bahkan, sebagai investor, Anda dapat membeli BISNIS, selain menciptakan dari awal. Kita dapat menerapkan prinsip Buy, Build and Sell. Dengan pengetahuan yang diperoleh selama proses LEARN sewaktu kita mendaki tangga EMPLOYEE hingga OWNER, kita akan mampu melakukan ini. Selain BISNIS, investor juga dapat melakukan investasi pada PROPERTY dan STOCK (saham). Prinsip membeli bisnis, investasi pada property maupun stock, dapat dilakukan dengan cara RETAIL, maupun WHOLESALE (dengan volume tertentu dengan harga negosiasi yang lebih baik). Misalnya investasi pada property dan stock dapat dilakukan dengan harga yang sangat fantastis, sehingga investor dapat langsung untung pada waktu pembelian dilakukan (day one).

Ada beberapa prinsip dasar yang disampaikan oleh Brad dalam membeli, membangun dan menjual bisnis. Yang pertama adalah, ketika semua orang menggali emas, jadilah orang yang menjual alat nya (pan nya). Penggali emas bisa untung dan buntung, tapi penjual pan akan untung terus. Prinsip ini contohnya berlaku ketika booming internet. Dari berbagai perusahaan teknologi yang muncul dan tenggelam, yang untung adalah para investment bankernya. Selain itu dalam memilih bisnis, kita harus memperhatikan aspek "repeat business" dan potensi pertumbuhan bisnis nya. Jangan ragu dalam penentuan pricing. Be expensive, supaya profit terjamin. Ini penting, karena salah satu aspek yg vital dalam bisnis adalah cashflow nya bukan assetnya. Jadi yang dibeli dari suatu bisnis adalah cashflow bukan assetnya semata.

Jika Anda mampu mencapai tahap INVESTOR ini, maka Anda tinggal selangkah lagi untuk mencapai puncak tangga yaitu: ENTREPRENEUR. Jika INVESTOR masih berkutat pada jual beli asset fisik. Maka ENTREPRENEUR sudah mampu bergerak dalam tataran "PAPER ASSETS". Sebagai contoh, Brad menjual lisensi franchise nya untuk kawasan London senilai jutaan poundsterling. Berapa cost nya? NOL. Paling2 ongkos ngeprint kontraknya. Disinilah dahsyatnya ENTERPRENEUR sejati. Mereka bekerja dengan kertas untuk menghasilkan uang dalam jumlah yang luar biasa besar. Tandatangan sana, tandatangan sini, dan rekening bertambah. Hebat bukan? Anda mau? Pasti Anda juga bisa.(fr)

2 comments:

WURYANANO said...

Wah...hebat..mas Fauzi ini. Ternyata banyak member TDA yang luar biasa prima...

Sukses selalu,
Wuryanano

Great Success said...
This comment has been removed by the author.