Tuesday, May 29, 2007

Mata Ketiga

Konon, di dunia persilatan, orang yang linuwih, atau orang yang punya kemampuan melebihi kemampuan orang kebanyakan, mampu melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat mata orang biasa. Misalnya, mereka konon dapat melihat medan bio energi yang menyelimuti manusia, melihat makhluk-makhluk ghaib, bahkan dapat melihat peristiwa di tempat lain, ataupun peristiwa yang akan terjadi di masa depan, yang kalau dalam bahasa Jawa nya disebut "weruh sadurunge winarah". Singkatnya, kemampuan luar biasa yang sangat membantu mereka dalam menjalani kehidupan. Tentu saja, mereka memperoleh kemampuan tadi tidak dengan cara gampang. Mereka telah menempuh berbagai latihan dan disiplin untuk membuka "mata ketiga" mereka, sehingga pandangan mereka mampu menembus hal-hal yang tidak terlihat mata biasa tadi.

Seperti halnya di dunia persilatan, di dunia usaha pun sebetulnya Anda harus memiliki "mata ketiga" untuk dapat melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat orang kebanyakan. Bukan, maksud saya ini bukan untuk melihat makhluk ghaib, namun untuk melihat peluang-peluang usaha yang lalu-lalang di depan mata, tapi selalu luput dari pandangan mata biasa kita. Makanya kita perlu disiplin dan latihan untuk membuka "mata ketiga" kita. Memang, ada beberapa orang tertentu yang dilahirkan dengan bakat untuk gampang melihat peluang bisnis. Namun, sesungguhnya semua orang memiliki kesempatan yang sama. Karena ada latihan-latihan sederhana yang jika Anda sering lakukan, akan membuat mata ketiga Anda semakin peka melihat peluang. Latihan yang akan saya paparkan sebaiknya Anda lakukan sendirian, dalam lingkungan yang tenang dan nyaman. Karena Anda harus banyak melakukan kerja otak, mirip-mirip mindstorming-nya Brian Tracy. Tentu, Anda perlu alat tulis untuk menuliskan latihan-latihan Anda. Berikut dua latihan yang ingin saya share:

Latihan yang pertama adalah latihan "Si Sukses". Caranya begini. Pikirkan dan tuliskan 20 benda yang ada disekitar Anda, dan kemudian di sebelahnya tuliskan minimal satu nama "si sukses", yaitu orang yang sukses menjalankan usaha terkait benda yang Anda tuliskan tadi. Bisa orang yang Anda kenal secara langsung, bisa juga tidak. Contoh: Komputer – Michael Dell (Dell); Kertas – Eka Cipta (Sinar Mas Group); Mi Instan – Anthony Salim (Indofood); Kopi – Howard Schultz (Starbuck); Kerudung – Nia Kurnia (Rabbani); Sepatu – Edo Edward Forrer; dst. Contoh yang saya tulis adalah figur pebisnis kelas nasional dan internasional. Namun, akan lebih bagus jika Anda mengganti dengan orang yang betul-betul Anda kenal dan dekat dengan Anda.

Awalnya mungkin sulit. Kadang-kadang Anda akan sedikit "hang" memikirkan siapa orang yang pernah sukses menjual benda yang Anda tulis. Namun, lama kelamaan Anda akan semakin mudah menemukan nama si sukses. Setelah Anda berhasil dengan latihan pertama, Anda bisa melakukan beberapa variasi latihan. Misalnya, Anda menulis 20 nama makanan dan si sukses dalam bidang makanan, 20 nama benda dan si sukses dalam bidang teknologi; dan lain-lain. Benda apa yang bisa Anda tulis? Apapun, mulai dari makanan, pakaian, peralatan, apa saja yang Anda lihat atau melintas di otak Anda. Jika Anda belum menemukan nama si sukses atas benda yang Anda tulis, skip saja dulu dan cari informasi ke teman, koran, majalah atau di internet. Karena pasti ada. Santai saja, Anda bisa mengulang latihan ini sebanyak yang Anda mau dengan variasi yang Anda sukai.

Apa makna latihan ini? Latihan ini akan membuktikan kepada Anda, bahwa untuk setiap benda yang Anda tulis, ternyata ada orang yang sukses luar biasa. Artinya, setiap benda yang Anda lihat, sebenarnya adalah prospek bisnis luar biasa yang melambai-lambai di depan mata Anda. Namun selama ini mungkin Anda abaikan, karena "mata ketiga" Anda belum terbuka.

Latihan yang kedua adalah latihan "Tantangan Satu Milyar". Dalam latihan ini Anda harus dapat menjawab tantangan: bagaimana membuat uang satu milyar rupiah, dari benda apa saja yang Anda pilih. Nama benda nya bisa Anda ambil dari salah satu yang ada di daftar latihan "si Sukses". Misalnya Anda memilih "Sepatu". Maka tantangan Anda adalah bagaimana membuat satu milyar dari benda yang bernama Sepatu ini. Ooh gampang, misalnya Sepatu nya seharga 100 ribu kalikan saja dengan 10 ribu, ketemu semilyar. Ya, tapi logika mengatakan akan sangat sulit menjual 10 ribu Sepatu dalam satu waktu. Lalu bagaimana caranya?

Caranya adalah dengan menggunakan "faktor kali". Sebagai contoh, faktor kali yang dapat Anda gunakan misalnya adalah:

  • Pertama, tentu harga produk. Misalnya adalah harga sepatu yang 100 ribu tadi.
  • Kedua, variasi produk, misalnya ada 5 jenis sepatu.
  • Ketiga, wilayah, misalnya Anda punya teman atau saudara di 4 kota, yang Anda bisa ajak memasarkan sepatu Anda
  • Keempat, reseller, misalnya di masing-masing kota, teman atau saudara Anda mengajak 5 orang rekannya untuk menjadi reseller
  • Kelima, penjualan per bulan, misalnya masing-masing reseller mendapat target menjual 10 pasang sepatu per bulan
  • Keenam, waktu, misalnya Anda berjualan selama 10 bulan

Maka, berapa uang yang Anda peroleh. Coba ambil kalkulator: 100,000 x 5 x 4 x 5 x 10 x 10 = 1000,000,000. Pas semilyar ! Selamat Anda sudah menghasilkan satu milyar. Sayangnya, baru di atas kertas, hehehe … Ya, karena latihannya baru di atas kertas, maka uang nya juga baru di atas kertas. Kalau mau uang beneran ya Anda harus take action di dunia nyata.

Anda dapat melakukan banyak variasi dari latihan ini. Misalnya ganti semilyar dengan sepuluh milyar, seratus milyar, dsb. Demikian juga dengan faktor kali nya, ciptakan faktor kali-faktor kali sendiri sesuai imajinasi Anda. Bisa Anda buktikan sendiri, semakin banyak faktor kali semakin masuk akal. Seorang reseller yang menjual 10 pasang sepatu perbulan selama sepuluh bulan, tentu lebih masuk akal dibanding menjual 10 ribu sepatu dalam satu hari.

Apa makna latihan ini? Bahwa ternyata menghasilkan satu milyar atau bahkan sepuluh milyar dari barang-barang di sekitar Anda itu sangat mungkin, jika Anda memanfaatkan faktor kali. Lakukan latihan ini sesering mungkin, sehingga setiap kali Anda melihat suatu benda, Anda bisa melihat uang satu milyar di dalamnya.

Dengan latihan-latihan tadi, insyaAllah "mata ketiga" bisnis Anda akan terbuka lebar, dan Anda bisa melihat peluang dimana-mana.

6 comments:

Faif Yusuf said...

hmm.....
setelah membaca tulisan Pak Fauzi
rasanya satu milyar bukan angka yang sulit untuk dicapai

Bismillah..

salam
faif

Fauzi Rachmanto said...

Wah Pak Faif, itu milyaran nya sudah ke sedot sama Bapak, sebagian mungkin masih di perjalanan aja. saya ini kalau liat Pak Faif sudah seperti ngeliat ada "magnet uang bisa jalan". Bakat ada, kemauan ada, kemampuan dan kecerdasan di atas rata2, skill ada, peluang ada. Lengkap!

anugerah perdana said...

mau coba ah, mumpung gratis ;)
salam hangat dari bandung
-agah-

Anonymous said...

Pak Fauzi, saya seperti seorang murid perguruan silat yang baru menerima satu jurus baru dari suhu-nya... alangkah gembira saya...
Terima kasih ya pak... mau dicoba... nanti kalau udah real dapet 1 milyar... bapak orang pertama yang saya kabari... mohon do'anya ya pak...

Anonymous said...

Eh, jangan lupa ya para komentator, ngomong soal mata ketiga, sebenarnya istilah itu populer berkat Lobsang Rampa yang bukunya berjudul The Third Eye, dan sudah diterjemahkan ke bhs Indonesia dengan judul Mata Ketiga, terbitan GPU.

Anonymous said...

Apakah Anda memerlukan pinjaman? Kami adalah perusahaan peminjaman tercepat di dunia. Inilah kesempatan Anda untuk mendapatkan pinjaman dari perusahaan kami dengan bunga 2%. Pinjaman kami dijamin dan dijamin. Pinjaman cepat dalam hitungan menit. Hubungi kami hari ini jika Anda sedang membutuhkan penawaran pinjaman. Silakan kembali kepada kami jika Anda ingin menggunakan e-mail kami untuk menerima pinjaman: helendanielsloanfirm@gmail.com Kami merekomendasikan untuk menghubungi pahlawan sejati, kepercayaan dan perusahaan peminjaman yang efektif untuk pinjaman Anda. Saya menyambut baik individu maupun pemerintah untuk efisiensi besar kami. Untuk menerima pinjaman, silakan kembali jika Anda ingin menggunakan email kami: helendanielsloanfirm@gmail.comSalam,Mrs. Helen Daniel