Salah satu peran Muhammad yang dewasa ini dilupakan oleh pengikutnya adalah peran Muhammad sebagai sang pembaharu. Semangat pembaharuan yang pernah dibawakan Muhammad yang berhasil merubah wajah jahiliyah bangsa arab menjadi bangsa yg ber adab, sudah tidak ada. Banyak ummat Muhammad sang revolusioner sejati itu, justru berpendapat pembaharuan telah berhenti di abad ke-6 jadi kini tinggal jalani hidup saja sesuai textbook sambil menunggu kiamat. Jadi jangan heran kalau dewasa ini kita potret kehidupan ummat Muhammad, maka wujudnya adalah:
- Kerajaan2 kaya minyak yang mempolitisir ajaran Islam demi melanggengkan kekuasaan, sambil melakukan penekanan terhadap kemerdekaan berpendapat, meniadakan hak2 kaum wanita dan minoritas, semua demi langgengnya kekuasaan “trah” nya,. Berpura2 memihak ummat Islam, sambil di belakang berkongsi dengan saudagar2 dari negeri barat. How come, keluarga Bush ternyata berpartner erat dgn keluarga kerajaan arab dalam bisnis? (baca deh buku "House of Bush, House of Saud: The Secret Relationship…”) Siapakah pemegang saham Citicorp (induk nya Citibank) terbesar? Yahudi kah? Bukan, dia adalah Pangeran Walid bin Talal. Dan apakah Muhammad pernah mencontohkan model kerajaan turun temurun? Padahal mereka mengklaim sebagai “pewaris” ajaran Muhammad yang paling murni dan konsekuen. Kenyataannya mereka membiarkan negara2 tetangga sesama muslim di barat Afrika kelaparan. Mereka membiarkan darah para mujahid tumpah, sambil terus membiakkan rekening dolar di bank2 negeri barat. Belum lagi pelecehan buruh wanita migrant yang sering dilakukan warga disana (and their government do nothing!)
- Negeri2 amat miskin, terutama di bagian utara benua Afrika, yang tiada hari tanpa konflik dan bunuh2 an atas nama agama, padahal inti nya berebut kekuasaan, sementara rakyatnya mati kelaparan.
- Di negeri2 lain yang relative lebih baik, eh malah banyak yg dalam kondisi frustasi. Pengen ngelawan Amerika, tapi cara nya dengan ngebom saudara sendiri.
Saya sempat mengunjungi bekas2 peradaban Islam yang luar biasa, seperti di Istanbul dan di India. Dalam hati saya menangis menyaksikan mesjid2 luar biasa yang kini kotor dan terlantar, dan sekedar jadi obyek turis (waktu itu saya langsung ingat perjuangan orang di kampung saya ngebangun mesjid) Kalau dibanding Blue Mosque atau Hagia Sophia jelas mesjid kita kalah gede dan megah. Tapi di Istanbul mesjid2 tadi kosyong! Di museum Istanbul mereka simpan kuku nabi, rambut nabi, pedang nabi, surat nabi, peninggalan2 sahabat nabi. (tentu bukan untuk bertabarruk. Ini murni turisme !) Padahal, semestinya dengan melihat surat Nabi kepada penguasa2 roma, parsi, misalnya, kita terinspirasi dan tergugah betapa inovatif nya beliau pada masa itu. Banyak yang tidak menyadari bahwa peradaban India seperti yg kita lihat sekarang adalah buah dari dinasti Moghul Islam, yang terkenal diantaranya Akbar the Great yang pernah lama menguasai India. Taj Mahal yang dibangga2 kan itu adalah karya penguasa Islam. Saya juga pernah mengunjungi mesjid di kotaHyderabad(Mecca Mosque). Nama kotanya saja peninggalan Islam (yg artinya kotanya Hyder/Khaidir). Mesjid nya yang sudah kotor dan rapuh itu kapasitasnya 10.000 orang! Kebayang kalo dipindah ke Indonesia. Tapi bagaimana kehidupan ummat muslim disana? Satu kata: Miskin. Banyak yang jadi peminta2 dan hidup di kawasan kumuh dan tinggi kriminalitas. Bagaimana mungkin bangsa yang dulu nya penguasa dataran yang eksotis dan subur ini kini jadi pengemis?
Jawaban yang sering saya dengar adalah salahkan penjajahan Inggris, salahkan orang Hindu dan salahkan konspirasi barat-yahudi. Yang saya jarang dengar justru refleksi diri apakah kita semua, ummat Muhammad sang “seal of all prophets” sudah menjadi pembaharu seperti Muhammad dulu?
No comments:
Post a Comment