Thursday, September 21, 2006

Uang. Lagi2 Uang.

Banyak diantara kita, setiap hari hanya memikirkan masalah: UANG. Entah itu bagaimana mencari uang, merasa tidak punya uang, punya hutang uang, dan sebagainya. Bahkan banyak diantara kita memikirkan “persoalan” uang sejak bangun tidur hingga tidur lagi, malah mungkin dalam mimpinya pun masih memikirkan uang. Suatu kondisi mental yang dapat digambarkan sebagai men-dewa kan UANG. Kalau saya di depan Anda mengatakan "mau UANG?", sambil mengibas2kan segepok seratus ribuan, pasti Anda deg2 an sambil mata Anda melirik UANG di tangan saya.

Namun pernahkah kita sedikit berpikir apakah sesungguhnya uang itu? Kalau dilihat dari sejarahnya, pada mula nya uang adalah alat bantu untuk memudahkan manusia melakukan pertukaran barang dan jasa. Ingat, awalnya manusia hanya mengenal system barter. Kambing ditukar beras, alat pertanian ditukar tembikar, dst. Ketidakpraktisan ini kemudian dipecahkan dengan menggunakan alat tukar yang dianggap memiliki nilai, yaitu dengan keping logam emas atau perak. 2 keping emas dapat ditukar 1 domba ataupun 1 pikul beras. Inipun kemudian dianggap masih kurang praktis. Lahir lah ide membuat sebuar rumah “penitipan” keping emas atau perak tadi, dan kemudian rumah penitipan (bank house) tadi mengeluarkan surat yang menyatakan bahwa sipembawa surat memiliki emas atau perak sebesar yang tertera dalam surat tadi. Praktis, tidak perlu bawa2 emas dan perak, cukup bayar pakai kertas (bank notes). Dan kalau perlu “cash”, kertas tadi bisa ditukar kembali ke bank.

Sistem ini berjalan cukup lama, dan tidak ada persoalan besar, karena nilai yang tertera dalam kertas sama dengan nilai deposit emas. Bank central pun disebut “Reserve” karena menjadi tempat penyimpanan akhir deposit emas di seluruh negeri. Sampai disini masih OK, karena apa yang tertera dalam bank notes (uang) “dijamin” emas/ perak yang diwakili nya.

Namun apa yg terjadi berikutnya? Kita ambil contoh mata UANG yang paling di-dewa kan di dunia. US Dollar. Sekelompok orang kreatif (atau serakah ya?) di Amerika Serikat mendirikan Federal Reserve. Ada yang aneh dari nama the Fed ini:
- meski pakai nama “Federal”, ini adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki swasta. Untuk menghaluskan, pemerintah AS sering menyebutnya "quasi-federal body".(iyee deeh ... paling bisa nih bikin istilah)
- Meski pakai nama “Reserve” tidak ada deposit emas samasekali di the Fed! Hahaha .. tertipuuu ..
Ya sodara2, the Fed “mencetak” dollar dari awang2 dengan nilai sesuka mereka, tanpa “jaminan” apa2. Tinggal "print" aja diatas kertas yg keren dan tulisi saja berapa nilai nya. Dan tugas pemerintah AS untuk membuat supaya orang percaya pada nilai dollar tadi. Nilai dollar adalah persepsi pengguna-nya, bukan mencerminkan nilai yang diwakili dalam angka yang tertera di dalamnya. Semakin orang men-dewa kan UANG, makin kuat nilai nya.

Ini yang kemudian berlaku juga untuk mata UANG lain di seluruh dunia. Nilai nya un-real, diserahkan pada "kepercayaan pasar", yang hanya tercermin dalam angka2 yang bergerak pada layar monitor para trader. UANG pun akhirnya menjadi sesuatu yang tidak nyata. Di dunia nyata, kalau ada tuan tanah yang punya perkebunan luas, dan ternak yang banyak, menerbitkan "surat hutang" pastilah lebih dipercaya dibanding orang yang tidak punya kekayaan apa2. Di dunia kita yang dibelenggu sistem moneter sekarang, negeri yang kekayaan-alam nya demikan kaya ini, "bank notes"nya dianggap tidak berharga.

Jadi apa dong UANG itu sesungguhnya? Nothing. Bukan apa2. Hanya selembar kertas yg ditulisi angka. Tidak ada jaminan apa2 di dalamnya. Berbeda dengan ide “bank notes” diawal yang dijamin emas. Lantas kenapa kita menganggap UANG memiliki NILAI? UANG sendiri tidak memiliki nilai nyata kecuali harga kertas dan ongkos cetaknya. Sesungguhnya NILAI UANG hanya muncul dalam pikiran2 kita. UANG tidak memiliki nilai apa2 dan tidak bisa apa2 kecuali pikiran kita memberikan nilai kepada UANG tadi. Jika Anda pergi ke suku terasing yang tidak mengenal USD, untuk membeli sebuah parang dengan USD 1000 pun Anda tidak akan bisa.

Lebih jauh lagi, teknologi dewasa ini telah membuat sebagian besar UANG saat ini tidak dalam bentuk fisik kertas atau logam, namun sekedar dalam bentuk “DATA” di computer. Diperkirakan dewasa ini hanya lebih-kurang 4% UANG ada dalam bentuk fisik. Jadi UANG hanya sekedar data di komputer, yang nilai nya ada dalam pikiran kita. Jadi masihkah kita mendewakan sesuatu yang bahkan tidak eksis dan tidak memiliki nilai riil? (fr)

No comments: